Langka Solar, Warga Harus Antre Berjam-Jam di SPBU

Solar langka
Kondisi plang kosong solar di SPBU Kecamatan Batuan (Foto: MR/MI)

maduraindepth.com – Sejak sepekan terakhir antrean panjang pembeli BBM jenis solar di sejumlah SPBU di Madura terlihat memanjang. Bahkan untuk memperoleh solar, pembeli harus antre berjam-jam. Tidak jarang, mereka harus rela kembali keesokan hari karena tak kebagian jatah solar.

Dari pantauan maduraindepth.com, kelangkaan ini terjadi di seluruh wilayah Madura. Di Kabupaten Sampang, para nelayan mengaku kesulitan mendapatkan solar. Hal tersebut menyebabkan aktivitas melaut mereka terganggu.

banner auto

Seperti yang disampaikan oleh Rifai, nelayan asal Desa Banyuanyar, Kecamatan Kota, Sampang. Menurut dia, para nelayan perlu mengantre lama untuk memperoleh solar. ”Kadang dari subuh ngantre baru selesai siang,” katanya, Kamis (14/11).

Rifai menjelaskan, dalam satu bulan dia dan rekan-rekanya sesama nelayan biasa melaut sebanyak 20 kali. Dengan jumlah tersebut, dia mengaku membutuhkan pasokan solar sebanyak 300-500 liter.

Sayangnya, kelangkaan solar yang terjadi beberapa waktu terakhir membuat aktivitas melautnya terganggu. ”Karena antre lama jadi berangkatnya terlambat. Biasanya pagi atau siang berangkat, sekarang harus malam. Sangat mengganggu sekali dan bahaya,” jelasnya.

Hal yang sama juga terjadi di Kabupaten Sumenep. Dari pantauan maduraindepth.com di lokasi, sejumlah SPBU di Sumenep mengalami kekosongan solar. Beberapa diantaranya di SPBU Kecamatan Kota. Kecamatan Batuan, Kecamatan Kalianget, Kecamatan Manding dan Kecamatan Bluto.

Baca juga:  Jauhnya Asa Penyandang Disabilitas Raih Kemandirian Ekonomi

Sujibto, 35, salah seorang pegawai SPBU di Kecamatan Batuan mengatakan bahwa setiap hari banyak warga dan nelayan yang mengantri untuk mendapatkan solar. ”Setiap hari kami sediakan 8.000 liter solar. Biasanya sejak pagi sudah banyak yang mengantri, terutama nelayan,” katanya.

Manager SPBU Kecamatan Batuan, Budi menerangkan bahwa terjadinya kelangkaan solar adalah kewenangan dari pusat. ”Kami memang dibatasi untuk ketersediaan solar oleh pusat. Hanya saja tidak merinci seperti apa mekanismenya,” terangnya.

Kelangkaan solar ini dirasakan oleh masyarakat luas. Bahkan, masyarakat harus rela pulang dengan tangan kosong meskipun sudah mengantre lama di SPBU. Seperti yang dialami oleh Tarno, 50, warga Desa Salopeng, Kecamatan Dasuk yang mengantre untuk membeli solar di SPBU Kecamatan Batuan.

”Sekarang langka katanya. Tidak tahu mengapa. Ya saya sebagai nelayan merasa khawatir jika misalkan solar benar-benar tidak ada,” paparnya.

Pertamina Janjikan Ketersediaan Solar Normal

Solar langka
Mengular: Antrean panjang terjadi di Pamekasan. (Foto: RUK/MI)

Mengenai kelangkaan solar di Madura, Rustam Aji Manager Communication & Relation Dan CSR Maketing Operation Region V Pertamina Surabaya saat siaran di Radio Karimata, Selasa (12/11), menjelaskan bahwa salah satu penyebab minimnya persediaan solar adalah karena tingginya penggunaan solar di Madura.

”Hingga awal November 2019, sudah melebihi kuota total tahun 2019. Kuota Solar total tahun 2019 untuk Madura, sekitar 98.600 kilo liter. Namun realisasi hingga awal November ini sudah melebihi sekitar 10% di atas kuota tersebut,” ujarnya saat on air.

Baca juga:  Tiga SPBU Diperiksa Petugas Satreskrim Polres Sumenep

Rustam menegaskan, bahwa Pertamina tetap berkomitmen untuk memenuhi kebutuhan masyarakat. Dan kondisi stok Solar yang ada di Terminal BBM Pertamina Camplong di Madura dalam jumlah yang aman.

Menurut Rustam, agar kelebihan kuota tidak semakin membesar, Pertamina melakukan pengendalian distribusi Solar. Pengendalian ini dengan memperhitungkan juga total kuota di Jawa Timur, dan wilayah Marketing Operation Region (MOR) V lainnya.

Terkait adanya antrian di beberapa SPBU di Pamekasan, Pertamina akan kembali menambah penyaluran Solar sesuai kebutuhan. Salah satu upaya pengendalian agar tidak melebihi kuota terlalu besar dengan membatasi jumlah distribusi perhari menjadi per tiga hari sekali.

“Kita akan pertimbangkan akan mengembalikan kembali pola distribusi tersebut yaitu 350 kiloliter per hari, sehingga masyarakat diharapkan tidak perlu panik, dan membeli BBM sesuai kebutuhan saja, semoga proses recovery bisa berjalan lancar,” tuturnya.

Sayangnya saat dikonfirmasi, pihak pertamina di Jalan Raya Camplong Kabupaten Sampang masih belum bisa memberikan kejelasan. Da’id, salah seorang security mengatakan bahwa penjelasan mengenai kelangkaan solar tersebut adalah wewenang SR. Sedangkan SR sendiri sedang tidak ada di Kabupaten Sampang. ”SR-nya stay di Surabaya. Tidak sperti dulu yang stay di Pertamina,” pungkasnya. (AIK/MR/RUK/AJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto