Opini  

Riset Membangun Kekuatan Negara

Syafiuddin Syarif. (IST)

Oleh: Syafiuddin Syarif, Pegiat riset dan guru SMAN 1 Sumenep.

maduraindepth.com – Kehidupan umat manusia di bumi sangat dinamis. Mulai semenjak manusia pertama Nabi Adam, manusia mengupayakan kehidupan terus maju dan berkembang. Kemampuan berpikir manusia menjadi sebab utama dari perubahan dan dinamika kehidupan. Ide, gagasan dan pemikiran menjadi kekuatan perubahan dan perbaikan kualitas hidup. Kemampuan menyelidiki, menganalisa, memprediksi serta mengembangkan atas fenomena sebagai kekuatan besar dalam merancang dan memajukan kehidupan.

Masa depan kehidupan umat manusia banyak bergantung pada kegiatan penelitian (riset). Kemajuan hidup dan peradaban dunia sangat dipengaruhi oleh riset yang dilakukan oleh pribadi atau secara kolaborasi. Produk dari kegiatan riset berupa ciptaan atau temuan yang kemudian diaplikasikan sangat berperan dalam merubah arah kehidupan umat manusia. Manusia cenderung dan selalu berusaha terpenuhinya segala hasrat akan kebutuhan hidup secara cepat dan mudah. Akibatnya, perubahan adalah keharusan, jika tidak berubah akan tersisih dan menjadi pecundang dalam kehidupan. Di setiap deru perubahan dalam kehidupan umat manusia, kegiatan riset sebagai garda terdepan dalam merancang dan mengendalikan.

Berbagai perusahaan besar kelas dunia mengalokasikan dana yang besar terhadap kegiatan riset. Sebab hanya dengan riset masa depan kehidupan manusia bisa berkembang secara dinamis, terarah dan sesuai dengan kebutuhan umat manusia kekinian. Lembaga-lembaga swasta dan lembaga pemerintah berlomba melakukan riset besar- besaran disokong dengan finansial yang sangat besar pula.

Sebuah perusahaan besar kelas dunia yang memfokuskan perkembangan perusahaan pada riset adalau PT Huawei Tech Investment. Sebuah perusahaan multinasional asal negara tirai bambu China. Perusahaan ini bergerak di bidang peralatan dan pelayanan jaringan serta telekomunikasi yang memiliki kantor pusat di Shenzhen, Guangdong China. Perusahaan ini didirikan pada tahun 1987 oleh Ren Zhengfei, seorang mantan engineer dari People’s Liberation Army, seorang pensiunan militer China.

Perusahaan Huawei masuk dalam enam besar perusahaan paling inovatif di dunia (fintechnesia). Disebutkan bahwa berdasar dari laporan BCG yang masuk ke dalam jajaran enam besar perusahaan paling inovatif di dunia di tahun 2020 ini adalah Apple, Alphabet, Amazon, Microsoft dan Huawei. Berada di urutan berikutnya adalah Alibaba, IBM, Sony, dan Facebook. Bahkan sebuah laporan menyebutkan bahwa Huawei merupakan perusahaan teknologi terbesar kedua setelahnya Samsung.

Baca juga:  Lestarikan Budaya Baca, Untuk Generasi dan Negeri

Sebuah laporan menyebutkan bahwa perusahaan teknologi Huawei mengklaim telah mengeluarkan dana mencapai 977,3 miliar yuan atau setara Rp 2.201 triliun untuk berinvestasi pada riset dan pengembangan teknologi dalam kurun waktu 10 tahun terakhir. Kegiatan riset (penelitian) menjadi prioritas perusahaan Huawei dalam mengembangkan perusahaan. Ekspansi pasar dan inovasi teknologi didasarkan pada hasil riset yang telah dilakukan oleh perusahaan.

Besarnya alokasi dana pada kegiatan riset oleh Huawei menimbulkan keresahan dan kekuatiran dari perusahaan lain yang sejenis. Huawei dicurigai akan mengalahkan perusahaan lainnya, terutama perusahaan Amerika. Huawei dicurigai akan menjadi kekuatan baru serta menjadi penguasa dalam industri peralatan dan jaringan serta telekomunikasi di dunia.

Lebih-lebih Amerika, sangat takut terhadap kemajuan perusahaan teknologi Huawei. Perkembangan inovasi dari perusahaan asal China ini ditakuti dan dicurigai akan mengalahkan serta menumbangkan perusahaan lainnya. Sehingga, muncul berbagai kecurigaan dengan berbagai isu miring terkait adanya hubungan kuat antara perusahaan Huawei dengan pemerintah komunis China.

Isu Huawei memiliki keterkaitan dengan militer China akhirnya muncul ke publik. Hal ini berdasar laporan Rand Corporation yang ditugaskan oleh Angkatan Udara AS. Lembaga think tank ini menyebutkan bahwa para perusahaan IT besar seperti Huawei terlihat independen, tetapi banyak dari mereka secara signifikan terlibat dalam kerja sama penelitian dengan lembaga penelitian negara. Laporan mengungkapkan bahwa beberapa perusahaan besar yang sebenarnya independen ternyata menjalin kerja sama penelitian dengan negara. Artinya, mereka tidak seratus persen, tetapi masih terkait dengan kepentingan lembaga negara.

Laporan tersebut menyatakan bahwa Huawei mempertahankan hubungan yang mendalam dengan militer China. Pemerintah militer China memberikan pelayanan dan peran multi-segi sebagai pelanggan penting, serta pelindung politik dan mitra penelitian dan pengembangan Huawei. Bahwa pemerintah militer China dalam kerjasama dengan Huawei memberikan pelayanan, perlindungan politik serta bekerjasama dalam penelitian.

Intelijen AS di bawah kepemimpinan Presiden Donald Trump pertama kali menemukan bahwa perusahaan (Huawei) mungkin memainkan peran dalam memperluas kemampuan China untuk memata-matai AS. Ada sebuah kecurigaan berdasar laporan intelijen bahwa perusahaan Huawei menjadi alat dari pemerintah militer China dalam memata-mati terhadap AS. Bahkan muncul kecurigaan bahwa alat komunikasi yang dikembangkan oleh Huawei dijadikan sebagai alat untuk memata-matai AS. Alat komunikasi produsen Huawei tidak semata alat komunikasi tetapi dilengkapi dengan piranti pengintai. Alat pengintai itu untuk menggali berbagai informasi terkait AS. Bahkan tidak hanya AS, negara lain yang menggunakan produk Huawei akan terintai juga oleh pemerintah militer China melalui alat komunikasi berupa smartphone dan produk teknologi lain buatan Huawei.

Baca juga:  Membangun Karakter Anak Bangsa dan Aktualisasi Disdik Melayani

Puncaknya, otoritas Amerika Serikat (AS) pada Jumat (25/11/2022) mengumumkan larangan impor atau penjualan alat-alat komunikasi yang dianggap memiliki risiko keamanan nasional, termasuk produk Huawei dan ZTE dari China (Kompas.com Nov 26, 2022). Keputusan pelarangan dikeluarkan oleh lembaga resmi Federal Commonications Commition (FCC). Sebagai sebuah komitmen untuk melindungi keamanan nasional dengan memastikan bahwa peralatan komunikasi yang tidak dapat dipercaya oleh pemerintah AS tidak boleh digunakan. Dikatakan bahwa aturan pelarangan ini adalah bagian dari upaya berkelanjutan untuk berjaga-jaga dari ancaman keamanan.

Atas dasar laporan dan temuan dari Rand Corporation, petinggi perusahaan Huawei memberikan klarifikasi. Wakil ketua Huawei, Ken Hu menulis surat terbuka yang mengundang AS untuk melakukan penyelidikan dalam rangka menghapus rumor dan tuduhan yang tidak benar tentang perusahaan Huawei.

Surat terbuka tersebut Ken Hu diantaranya menyebutkan pernyataan: ” Adalah kenyataan bahwa Tuan Ren [Zhengfei] hanyalah salah satu dari banyak CEO di seluruh dunia yang telah bertugas di militer, dan juga faktual untuk mengatakan bahwa tidak ada yang pernah menawarkan bukti bahwa Huawei telah terlibat dalam setiap teknologi militer.” Selanjutnya Ken Hu mambahkan, “Seperti banyak perusahaan lain yang beroperasi di China, Huawei menerima insentif pajak yang diberikan oleh pemerintah China kepada perusahaan teknologi tinggi dan dukungan untuk beberapa inisiatif penelitian dan pengembangan kami. Ini mirip dengan insentif pajak yang ditawarkan oleh lembaga pemerintah AS kepada perusahaan-perusahaan AS.” Demikian sebagian isi surat terbuka klarifikasi dari petinggi perusahaan Huawei terhadap pelarangan produk Huawei di AS.

Baca juga:  Pendekatan Multi Sektor Dalam Mengatasi Pelanggaran HAM

Dalam surat terbuka itu Ken Hu tidak menolak fakta bahwa benar pendiri perusahaan Huawei Ren Fhengsei adalah pensiun militer China. Juga mengakui bahwa Huawei mendapat insentif pajak dan insentif untuk dukungan penelitian dan pengembangan perusahaan. Namun, Ken Hu menolak tuduhan bahwa perusahaan Huawei terlibat dalam tekhnologi militer pemerintah China.

Pelarangan produk Huawei di AS sebenarnya adalah persaingan bisnis murni. Amerika mengalami ketakutan besar bahwa perusahaan teknologi telekomunikasi Huawei asal China akan mengalahkan perusahaan asal AS. Huawei ditakuti oleh AS akan menguasai pasar teknologi telekomunikasi dan informasi. Akibatnya, AS akan dikalahkan oleh China dalam perdagangan serta industri teknologi telekomunikasi dan informasi.

AS akan malu mengakui keunggulan China. Dominasi AS terhadap dunia dalam ekonomi, industri dan perdagangan serta tekhnologi sangatlah kuat. Tampilnya China sebagai kekuatan baru dalam ekonomi, industri dan perdagangan serta tekhnologi teknologi telekomunikasi dan informasi dunia akan melemahkan pengaruh AS di dunia. AS akan tergeser oleh China dalam penguasaan berbagai bidang dalam kancah dunia. Oleh karena itu, AS melakukan berbagai cara untuk menghadang China dalam ekonomi dan tekhnologi.

Dominasi AS terhadap dunia berada di ujung tanduk. Seluruh dunia tahu bahwa dominasi AS terhadap dunia dalam segala bidang termasuk politik, ekonomi, industri dan perdagangan serta teknologi dilakukan dengan berbagai tekanan. Berbeda dengan dominasi China, tanpa tekanan dan lebih dengan cara halus memberikan berbagai skema tawaran, pilihan serta kemudahan.

China secara gagah berani tampil melawan dominasi AS atas dunia atas hasil kegiatan riset yang dilakukan secara besar-besaran dan terus – menerus. Pemerintah China rela mengeluarkan dana yang sangat besar dan memberikan insentif terhadap perusahaan dan lembaga – lembaga yang melakukan kegiatan riset. Hasil riset dikembangkan dan diaplikasikan menjadi produk inovasi dan unggul yang sangat bermanfaat serta dibutuhkan oleh jutaan manusia. Produk tekhnologi perusahaan China menguasai pasaran sekaligus menguasai perdagangan dunia. Perusahaan dan lembaga riset China berkontribusi membangun kekuatan negara China dalam persaingan dunia, khususnya dengan negara Amerika Serikat (AS).

Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto