Opini  

Membangun Karakter Anak Bangsa dan Aktualisasi Disdik Melayani

Abd Rahman
Abd. Rahman.

Oleh: Abd. Rahman, M.Pd.

maduraindepth.com – Maraknya kasus kekerasan seksual, perundungan pada siswa, dan intoleransi menjadi potret yang dipertontonkan di dunia pendidikan akhir-akhir ini. Itu membuktikan bahwa ada pergeseran karakter dan merosotnya adab anak bangsa. Bukan hanya guru, peran orangtua dan konsen kita semua untuk memastikan kehidupan anak kita tumbuh dan berkembang dengan baik. Maka, menggaungkan kembali pentingnya pendidikan karakter pada anak menjadi keharusan penerapannya di dunia pendidikan.

Menurut Thomas Lichona, Pendidikan Karakter adalah suatu usaha yang disengaja untuk membantu seseorang sehingga ia dapat memahami, memperhatikan, dan melakukan nilai-nilai etika yang inti. Penerapan karakter anak didik kita di sekolah adalah bagian dari tugas guru. Seorang guru harus mampu menanamkan nilai-nilai karakter pada peserta didik. Baik dari sisi pengetahuan, penanaman etika, moral, dan penguatan pendidikan agama di sekolah. Sedangkan di rumah,orangtua mempunyai tugas untuk mengawasi dan membimbing serta menjadi teman yang baik bagi anaknya.

Tenggang rasa, adalah bagian dari penerapan karakter pada anak. Anak harus mulai dikenalkan bagaimana cara untuk menghargai sesasama. Termasuk temannya di sekolah. Bukan hanya itu, anak juga harus diberikan contoh yang baik dengan selalu menggunakan kata “maaf” saat melakukan kesalahan, baik itu disengaja atau tidak di sengaja pada orang lain. Hal itu akan menumbuhkan karakter yang positif yang terus terbangun dan berkembang pada anak didik kita dan akan dibawanya saat dewasa nanti.

Kiprah Guru mencerdaskan kehidupan bangsa bukan hanya jadi selogan belaka. Perannya dalam dunia pendidikan nyata adanya. tanpa guru, pendidikan kita akan “mati suri”. karena guru adalah pondasi pendidikan yang sebenarnya. Guru adalah symbol kesabaran. Tidak ada manusia sesabar dan seikhlas guru, disekolah peran guru mempunyai tugas yang kompleks, sebagai seorang guru adalah pengajar yang mentransfer ilmunya pada anak didiknya. Sisi lain, guru pula yang menumbuhkan karakter siswanya disekolah. Guru adalah pahlawan yang sepanjang hayat akan dikenang, jasanya tak terhitung jumlahnya untuk mengantarkan kesuksesan muridnya di masa depan.

Guru adalah tauladan bangsa. Seorang guru, di gugu dan ditiru. guru menjadi model sekaligus teladan bagi anak didiknya. Pembentukan karakter, etika dan pengetahuan yang diberikan guru adalah bekal dasar anak bangsa untuk membangun pradaban dunia, dan itu adalah jasa guru kita. Bukan hanya itu, konsep pendidikan yang dulu diajarkan dan di kenalkan oleh Ki Hadjar Dewantara menjadi bagian sejarah perjalanan panjang pendidikan kita. Konsep Ki Hadjar yang terkenal adalah Momong, Among, dan Ngemong. Yang kemudian diterjemahkan menjadi tiga prinsip dasar kepemimpinan yang dikenal sebagai Ing Ngarsa Sung Tulada, Ing Madya Mangun Karsa dan Tut Wuri Handayani. Di depan harus menjadi panutan atau teladan dan contoh yang baik. Jika berada ditengah harus menjadi penyeimbang. Dan jika berada di belakang menjadi pendorong untuk terwujudnya sebuah kemajuan.

Mendidik anak bukan perkara yang mudah, dan menjadi guru memerlukan ketelatenan dan kasih sayang, sedangkan sekolah adalah rumah kedua yang menjadi tumpuan aktivitas anak didik kita. Sekolah adalah tempat pembentukan kepribadian yang sangat signifikan yang langsung dirasakan oleh anak didik kita. Selain tempat belajar, sekolah juga tempat bermain bagi mereka. Sekolah tempat menanamkan pendidikan moral dan karakter anak didik, tempat untuk mencurahkan sesuatu, membangun emosional dan membentuk karakter sosial serta tempat menerima ilmu pengetahuan dan dasar belajar agama.

Tugas orangtua di rumah dalam mendidik anak sangat terbatas, dan sang anak lebih suka belajar di sekolah dari pada belajar di rumah. Disekolah kecendrungan anak lebih ceria daripada belajar dengan orangtua. Curhatan mereka pada gurunya di sekolah bahwa alasan mendasar adalah sebagian dari orangtua mereka terkadang terlalu mengekang anaknya saat belajar di rumah. Sehingga suasana belajar mempengaruhi semangat belajar anak. Sehingga, kegagalan mendidik anak salah satunya adalah anak terlalu tertekan dan sulit untuk belajar secara maksimal. Di tengah tantangan yang sangat kompleks, anak harus diberikan seluas-luasnya berinteraksi, berekspresi dan mengembangkan bakatnya secara natural sehingga di masa depan nanti kematangan, kemandirian anak akan signifikan terlihat dengan sempurna. Namun demikian, tugas dan tanggungjawab guru dan orangtua adalah membimbing dan menjadi pengawas yang baik, anak harus kita ajarkan bagaimana ia membedakan mana yang baik dan buruk untuk dirinya. harus ada batasan yang diterapkan dalam mendidik anak kita. Mana yang baik dan mana yang tak boleh dia lakukan karena tidak bermanfaat bagi dirinya.

Jangan suka mengobral janji pada anak. Berikan contoh yang baik agar mereka tumbuh dengan baik. Sebagai orangtua, upayakan jangan suka mengobral janji pada anak-anaknya. Itu bagian dari menumbuhkan karakter yang baik yang diajarkan sejak dini kepada anak. Terkadang kita sering meremehkan “janji” pada anak kita. Kita lupa bahwa anak kita akan selalu mencatat janji yang diucapkan kita pada mereka. Ingkar janji, tanpa kita sadari kita mengajarkan kebohongan pada mereka. Dan menepatinya adalah kewajiban yang harus dilakukan. Seorang anak akan selalu mengingat janji yang di ucapkan orangtuanya pada dirinya, meski belum dewasa, ingatan seorang anak akan peka terhadap rangsangan daya ingat mereka.

Selogan Disdik Melayani adalah bagian dari bangkitnya semangat untuk memberikan pelayanan yang baik di dunia pendidikan. Dinas Pendidikan di Kabupaten Sumenep adalah Mitra strategis para guru, pendidik dan tenaga pendidikan. pemerintah hadir dalam membangun, menyajikan dan memberikan kebijakan yang mengarah pada perbaikan di sektor pendidikan. Makna melayani semoga bukan hanya dijadikan semboyan. Namun, menjadi aktualisasi semangat untuk memberikan pelayanan yang baik dan mengarah pada kepuasan pelayanan yang akan dinikmati masyarakat.

Guru butuh diayomi, dirangkul dan diperhatikan keberadaannya. Membangun sinergitas, kolaborasi dan menciptakan trobosan dalam peningkatan kualitas dan mutu pendidikan adalah harapan para guru, pendidik dan tenaga pendidikan di kabupaten sumenep. Bukan hanya itu, guru adalah kekuatan dan corong pendidikan yang sebenarnya untuk membangun pradaban dan tantangan global.

Harapannya, disdik dapat menjadi tempat ternyaman untuk para guru, tempat curhat, tempat berekspresi, berinovasi dan mendorong tumbuhnya potensi diri untuk menorehkan prestasi. Semoga tidak ada lagi persoalan dan keluhan yang dihadapi guru. Dari persoalan PPDB, kenaikan pangkat, jabatan fungsional, sertifikasi guru, dan kesejahteran guru honorer, yang merebak menjadi persoalan di berbagai daerah di Indonesia. dan semoga persoalan tersebut di Kabupaten Sumenep terlayani dengan baik. Akhirnya, semua harapan dan impian masyarakat akan menjadi perwujudan yang sempurna menjadi sajian yang dapat dinikmati semua orang.

Namun, Guru juga jangan Cuma menuntut haknya, akan tetapi tanggungjawabnya sebagai pendidik harus dilaksanakan dengan sebaik-baiknya. Peningkatan kedisiplinan, kreativitas, pengembangan skill dan soft skill, serta pengembangan diri menghadapi dunia digitalisasi, serta gerakan literasi dan inovasi guru menjadi kunci keberhasilan pendidikan di masa yang akan datang. Seperti harapan di Hari Guru Nasional 2022, “Serentak berinovasi, Wujudkan Merdeka Belajar” di negeri para raja ini. (*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto