Kenali Budaya Madura, Pelajar di Sampang Kunjungi Rumah Pebabaran Trunojoyo

Rumah Pebabaran Trunojoyo Sejarah Sampang
Para pelajar SMKN 1 Sampang saat mendengarkan pemaparan Handoko di Rumah Pebabaran Trunojoyo. (Foto: RIF/MI)

maduraindepth.com – Siswa SMKN 1 Sampang melakukan kunjungan ke Rumah Pebabaran Trunojoyo (RPT) di Jalan Pahlawan, Sampang, Ahad (6/9). Kunjungan tersebut dimaksudkan untuk mengenal budaya Madura, khususnya budaya yang ada di Kota Bahari.

Di Pebabaran, para pelajar tersebut disambut hangat oleh Budayawan Madura Tempo Doeloe (MTD), Handoko. Kepada para siswa, dia memperkenalkan sejarah Pangeran Trunojoyo.

Para pelajar terlihat antusias menyimak saat Hondoko memperkenalkan budaya dan kearifan lokal Madura. Khususnya tentang sejarah Pangeran Trunojoyo.

“Alhamdulillah masih banyak para pemuda dan anak-anak kita yang masih peduli terhadap budaya. Dari sini kami berharap kedepannya mereka bisa menjadi generasi penerus yang terus mampu melestarikan budaya-budaya Madura, khususnya di Kabupaten Sampang,” ucap Handoko.

Melalui Pebabaran tersebut, lanjut dia, MTD akan terus memperkenalkan budaya beserta kearifan lokalnya kepada masyarakat dan pelajar di Kota Bahari. Menurutnya, jika generasi bangsa ini tidak diperkenalkan dengan budayanya sendiri dikhawatirkan akan terhanyut dalam pesatnya kemajuan teknologi. Sehingga penting baginya melestarikan budaya yang ada di Madura.

“Banyak sejarah yang harus mereka ketahui di Kabupaten Sampang. Di Sampang ini banyak situs-situs sejarah yang harus kita lestarikan,” ujarnya.

Untuk melestarikan situs budaya tersebut, merupakan suatu kewajiban mengetahui sejarahnya. Sebab itu, kata Handoko, MTD hadir di tengah-tengah masyarakat guna memperkenalkan dan melestarikan budaya yang mulai terkikis perkembangan zaman.

Baca juga:  Jaga Peninggalan Leluhur, Keturunan Kades Pertama Desa Kodak Tak Berani Renovasi Rumah

Daiman : Sampang Memiliki Karakter Berbeda

Senada, Wakil MTD H. Daiman juga menyampaikan pentingnya memberikan pengetahuan sejarah kepada para pelajar di Sampang dari semu tingkatan. Baik TK, SD, SMP, SMA/SMK dan bahkan para santri sekalipun yang notabene belajar agama di pondok pesantren.

Menurutnya, untuk mewujudkan itu semua kebijakan pemerintah setempat dengan membuat program yang berbeda memang sangat dibutuhkan. Tujuannya tidak lain untuk melestarikan budaya dan memajukan Sampang kedepan.

“Kita harus malu sebagai putra daerah, (karena) tidak memiliki gebrakan untuk membantu pemerintah dalam menguatkan budaya dengan cara kita masing-masing,” ujar pria yang juga sebagai ketua Lembaga Seni Budaya Muslim Indonesia (LESBUMI) tersebut.

Kata Daiman, Sampang memiliki karakter yang berbeda ketimbang tiga kabupaten lainnya di Madura. Terutama yang berkaitan dengan budaya.

Karena itu MTD siap menjadi garda terdepan dengan cara membuka Rumah Pebabaran Trunojoyo (RPT).

“Kelebihan sejarah Sampang yang kita miliki adalah, kerajaan pertama Madura, sejarah Pangeran Trunojoyo dan situs peninggalannya, serta situs-situs sejarah lainnya yang masih kita miliki. Belum lagi cerita Ragapadmi dan Bangsacara yang harus dibuat film dan legenda Raden Segoro. Pokoknya Sampang luar biasa,” pungkasnya. (RIF/MH)

Baca tulisan menarik lainnya Arief Tirtana

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto