Festival Tan-Pangantanan, Disbudporapar Sumenep: Tingkatkan Kunjungan Wisata

Festival tan-pangantanan sumenep
Peserta Festival Tan-Pangantanan, dhe' nondhe' ne' nang, berbaris di Jalan Trunojoyo menuju Labang Mesem, Sumenep, Sabtu (25/5). (Foto: Arif/MID)

maduraindepth.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep sukses menggelar Festival Tan-Pangantanan, Dhe’ Nondhe’ Ne’ Nang, Sabtu (25/5). Terdapat sebanyak 43 kontingen dari tingkat taman kanak-kanak (TK) dan sekolah dasar (SD) yang menjadi peserta dalam kegiatan calendar of event 2024 tersebut.

Wakil Bupati Sumenep Dewi Khalifah menyampaikan, tradisi tan-pangantanan diprediksi sudah ada sejak tahun 1574. Namun, pada masa dulu lebih dikenal dengan sebutan dhe’ nondhe’ ne’ nang. Sebab, pelaksanaan tradisi tersebut selalu diiringi dengan lagu berjudul dhe’ nondhe’ ne’ nang.

“Dhe’ nondhe’ ne’ nang ini, memiliki arti menunduk. Mengajarkan agar menjadi anak yang selalu hormat kepada yang lebih tua,” jelasnya.

Bahkan, lanjut Nyai Efa, sapaan akrab Dewi Khalifah, nilai luhur yang mengajarkan etika sopan santun, dipertegas dalam salah satu kalimat di lirik lagu tersebut. Seperti kalimat “mon ta’ nondhe’ jaga jaggur.”

“Jadi artinya, jika tidak menunduk, maka akan disisihkan oleh masyarakat,” tegasnya.

Kepala Dinas Kebudayaan, Kepemudaan Olahraraga dan Pariwisata (Disbudporapar) Sumenep Mohamad Iksan mengatakan, festival tan-pangantanan sengaja dimasukkan ke dalam rangkaian agenda calendar of event 2024. Menurutnya, hal itu bertujuan untuk menggali potensi budaya yang ada di Kota Keris.

“Melalui festival seperti ini, maka potensi budaya di Sumenep dapat dikenalkan kepada anak-anak mulai usia dini,” ungkapnyam

Baca juga:  Satpol PP Pamekasan Tangkap Basah Muda-mudi di Kamar Kost

Tidak sekadar ingin dikenalkan, tetapi pengenalan tradisi-budaya tersebut juga menjadi bagian dari pendidikan karakter untuk anak muda. Sehingga, generasi bangsa itu bisa lebih cinta dan menghargai budaya yang sudah lama berkembang di Bumi Sumekar.

“Ini adalah upaya pemerintah untuk melestarikan budaya dan tradisi lokal yang sudah lama berkembang,” ujarnya.

Sedangkan di samping itu, dengan dilaksanakaannya semarak festival seperti ini, diharapkan mampu mendorong geliat ekonomi masyarakat. Sekaligus, menarik perhatian wisatawan luar daerah agar berkunjung ke Sumenep.

“Kami memiliki target untuk meningkatkan kunjungan wisatawan ke Sumenep,” pungkasnya. (bus/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *