maduraindepth.com – Cara berbeda dilakukan warga kepulauan Sumenep untuk merayakan hari ulang tahun (HUT) kemerdekaan Republik Indonesia (RI). Peringatan HUT ke 75 RI tahun ini warga Kepulauan di wilayah Kecamatan Sapeken menggelar lomba balapan. Lintasannya, bukan aspal. Melainkan lautan. Sebab di kecamatan ini rata-rata masyarakatnya beraktivitas di laut.
Di sisi lain, untuk menggelar balapan motor, tidak memungkinkan. Tidak ada sirkuit. Mau memanfaatkan jalan umum, tidak memadai. Lebarnya jalan poros di pusat pemerintah kecamatan, tepatnya di Pulau Sapeken sendiri hanya sekitar dua meter. Juga, padat penduduk. Membahayakan bagi warga sekitar.
Tunggangan yang dibalapkan warga kepulauan Sapeken yakni speedboat. Tak main-main. Ratusan pasang mata tertuju pada para rider di atas perahu bermesin tempel 40 pk. Ada sekitar 16 speedboat di perairan dekat dermaga pelabuhan Sapeken kala itu. Namun hanya sekitar 12 speedboat yang ikut serta. Sisanya, milik panitia yang mengamankan rute lintasan.
Baca Juga :
- Kadisdik Sumenep Apresiasi Munculnya Penulis Muda
- Sampaikan Kritik Sosial Melalui Karya, Kinant Terbitkan Buku Bertajuk Catatan Harian Kinant
Aturannya, para rider didampingi satu orang di bagian belakang. Tidak diperkenankan melaju di luar lintasan yang ditentukan. Jika keluar jalur, harus kembali ke titik lintasan yang dilanggar. Untuk keselamatan, rider dan pendampingnya harus menggunakan jaket pelampung serta beberapa ketentuan lain selama perlombaan berlangsung seperti memutari lintasan sebanyak 10 putaran. Hadiahnya, jutaan rupiah.
Balapan berlangsung seru. Secara bergantian para pembalap melesat untuk menjadi yang tercepat. Ada yang keluar lintasan, menyerah, hingga hanya tersisa empat pembalap yang bertahan sampai di garis finish.
”Balapan ini jadi hiburan tersendiri bagi kami. Sudah tiga tahun gelaran balapan ini digelar untuk merayakan HUT kemerdekaan,” kata Nauval, 28, warga Desa/Kecamatan Sapeken yang menonton perlombaan tersebut. (*/AJ)