maduraindepth.com – Tahun 2022 lalu, terjadi kelangkaan pupuk bersubsidi yang membuat para kelopok tani (Poktan) berdemo di depan kantor Dinas Pertanian Tanaman Pangan Holtikultura dan Perkebunan (Dispertapahotbun) Bangkalan. Namun tahun ini, jatah untuk Kota Dzikir dan Shalawat ditambah menjadi 35 ribu ton pupuk bersubsidi dari Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim).
Kepala bidang (Kabid) prasarana, sarana dan penyuluhan Dispertahortbun Bangkalan, Henry Kusumas Karyadinata menyampaikan, kuota 35 ribu ton pupuk subsidi terbagi menjadi dua jenis, yakni NPK dan Urea. Dengan rincian, sekitar 22 ribu ton untuk pupuk jenis Urea dan 13 ribu ton untuk pupuk NPK.
Jatah tersebut, lanjut dia, akan dibagi kepada 1.180 Poktan di 18 kecamatan se Kabupaten Bangkalan. “Bangkalan dapat jatah 35 ribu ton pupuk bersubsidi untuk tahun 2023. Secara angka naiknya signifikan dibandingkan 2022 yang hanya 22 ribu ton,” tuturnya kepada maduraindepth.com, Jumat (6/1).
Dijelaskan, jatah tersebut ditentukan berdasarkan data lahan dalam Sistem Informasi Manajemen Penyuluh Pertanian (Simluhtan) di masing-masing desa dan kecamatan. Mekanisme itu, ditentukan oleh pemerintah pusat yang merubah sistem pendistribusian pupuk bersubsidi dari sistem rencana definitif kebutuhan kelompok (RDKK) ke E-Alokasi.
“Saya harap semua segera mengamankan jatahnya, agar sebelum tanam sudah mempunyai pupuk,” ucapnya.
Dia menambahkan, saat ini pihaknya siapkan buku tebus pupuk Urea dan NPK bagi setiap Poktan sebagai media kontrol dari Dispertahortbun. Hal tersebut merupakan bentuk upaya memperbaiki agar Bangkalan tidak terjadi kelangkaan pupuk kembali.
“Setiap petani yang ingin menebus pupuk memalui masing – masing kios, akan tercatat di buku tebus tersebut. Semoga upaya ini bisa memperbaiki dari sebelum,” tukasnya. (RM/)