maduraindepth.com – Pokdarwis Pesona Mandangin, Kecamatan/Kabupaten Sampang memonitoring perkembangan tanaman di lima Pondok Pesantren (Ponpes) di Kabupaten Sampang. Hal tersebut dilakukan guna memastikan keadaan dan pertumbuhan pohon berkembang dan terawat dengan baik.
Sebelumnya, penanaman ribuan pohon itu dilakukan serentak di lingkup Kontraktor Kontrak Kerjasama (KKKS) wilayah Jawa, Bali dan Nusatenggara (Jabanusa) oleh Satuan Kerja Khusus Pelaksana Kegiatan Hulu Minyak dan Gas Bumi (SKK Migas) – Husky-CNOOC Madura Limited (HCML). Secara simbolis, penanaman pohon berlangsung di Ponpes Assirojiyyah, Kajuk, Sampang, Kamis (24/11/2022) lalu.
Founder Pokdarwis Pulau Mandangin, Lukman Hakim menyampaikan, pasca ditanamnya ribuan pohon di lima Ponpes itu, perlu dilakukan monitoring. Sehingga, budidaya tanaman secara terpadu dan intensif di dalam lingkungan bisa terkontrol.
“Adanya monitoring diperlukan untuk memberikan informasi, mengenai perkembangan tumbuhan yang sudah ditanam di lokasi Ponpes,” ucapnya, Rabu (19/1).
Sementara, kata Lukman, kegiatan monitoring direncanakan akan dilaksanakan setiap bulan, dengan dilakukan pemantauan secara berkala di lapangan. “Dengan monitoring ini panitia bisa mengetahui perkembangan tanaman secara periodik dan memiliki gambaran nyata untuk dilaporkan,” jelasnya.
Dia menyebut, kegiatan monitoring dan evaluasi ini bertujuan untuk mengetahui sinkronisasi pelaksanaan kegiatan penanaman dengan rencana yang dibuat, serta mengidentifikasi masalah yang timbul sedini mungkin. Sehingga dapat diambil tindakan koreksi dan perbaikan dalam perencanaan pelaksanaan kegiatan berikutnya.
“Monitoring pertumbuhan tanaman pertama dilakukan pada Januari, yakni dari 1 hingga 12 Januari 2023,” imbuhnya.
Monitoring dilakukan oleh lima petugas yang menyebar ke beberapa titik lokasi. Meliputi Ponpes Assirojiyyah, Assaidiyah, Tanwirul Islam, An-Najah, dan Ponpes Al-Badriyah. “Dari hasil monitoring, kondisi tanaman di beberapa Ponpes tumbuh dengan baik dan tidak terjangkit penyakit tertentu,” terangnya.
Dari hasil monitoring yang dilakukan tim monitor, lanjut dia, terdapat beberapa temuan di lapangan. Seperti tempat yang dijadikan lokasi penanaman terendam air banjir, sehingga ada beberapa tanaman yang layu atau mati karena tanah terlalu lembab.
“Ada tanaman mudah dijangkau oleh hewan sekitar, akibatnya ada beberapa tanaman yang rusak, ditambah banyak rumput liar yang tumbuh di sekeliling tanaman,” ucapnya.
Selanjutnya, ditargetkan tidak ada tanaman yang mati atau layu, serta tidak diserang oleh hama. Namun dari hasil tersebut akan dilakukan monitoring lanjutan kedua pada Februari 2023.
“Berharap monitoring dan evaluasi terhadap kegiatan di lapangan, agar selalu dilaksanakan mengingat kegiatan monitoring ini merupakan acuan memantau, sampai seberapa jauh tumbuh kembang tanaman sesuai rencana kegiatan,” pungkasnya. (Alim/*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini