Mengintip Masa Kecil Nurul Ghufron Hingga Menjadi Komisioner KPK

Nurul Ghufron
Keluarga besar Nurul Ghufron di Kabupaten Sumenep, Ibu Sufiyati (dua dari kanan, orang tua Ghufron). (Foto: MR/MI)

maduraindepth.com – Nurul Ghufron, salah satu putra daerah, kelahiran Kabupaten Sumenep, Madura, Jawa Timur. Lahir dari keluarga sederhana kini memantapkan diri menjadi Komisioner Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK).

Dia lahir pada tanggal 22 September tahun 1974, Desa Pabian, Kecamatan Kota, Sumenep. Ghufron kecil dikenal sebagai anak yang ulet dalam menuntut ilmu. Didalam keluarganya, sosok Ghufron juga tumbuh menjadi anak yang taat terhadap ajaran agama.

banner 728x90

Achmad Saubari (Almarhum-2003), orang tua Ghufron, mengajarkan banyak ilmu tentang agama. Sehingga dia tumbuh menjadi anak yang mandiri, soleh, dan rajin beribadah.

“Dulunya, sewaktu kecil dia sangat suka berpuasa. Bahkan dia terus melakukan puasa Senin-Kamis hingga diumurnya yang dewasa,” ungkap Ibu Ghufron, Sufiyati (65), kepada maduraindepth.com saat ditemui di kediamannya, Ahad (15/9).

Secara keturunan, Ghufron sendiri anak pertama dari lima bersaudara. Kedua orang tua Ghufron, Achmad Saubari dan Sufiyati memiliki keturunan diantaranya :

1. Nurul Ghufron (Laki-laki)
2. Nur Khalisah (Perempuan)
3. Nur Inayah Mardatillah, (Perempuan)
4. Nurul Ikhsan (Laki-Laki)
5. Nurul Fauzi (Laki-laki)

Nurul Ghufron
Keluarga Nurul Ghufron saat menemui jurnalis maduraindepth.com. (Foto: MR/MI)

Hasil reportase media maduraindepth.com di kediaman Ghufron, sanak family banyak menyebutkan kegigihan Ghufron saat muda dulu. Mulai dari belajar Tarikah Laksabandi disaat lulus SMA.

Seperti yang disampaikan Mulyani (66), saudara sepupu orang tua Ghufron, pensiunan Guru (Pegawai Negeri Sipil) ini mengatakan jika Ghufron pernah belajar agama hingga Tarikah Laksabandi.

Baca juga:  KPK Turun Gunung, Periksa Kasus Dugaan Korupsi di Pamekasan?

“Dulu ia sampai brlajary Tarikah Laksabandi, usai lulus SMA,” terangnya.

Bukan tanpa alasan, dilahirkan dari keturunan kiyai Abdul Mannan Marzuki, orang tua Achmad Sobari (Ayah Ghufron), darah itu mengalir dalam segi ilmu pendekatan dengan Tuhan.

Sementara, Ayah Ghufron, Achmad Sobari, memiliki saudara bernama Ulumiyah (76), saudara sulung, juga ikut menimpali jika Ghufron menjadi tulang punggung keluarga saat Ayahnya tiada.

“Jadi Ghufron ini juga menjadi tulang punggung keluarga, yang membiayai semua kebutuhan empat adiknya hingga sarjana,” kata Ulumiyah dengan perasaan haru saat menjelaskan.

Pria lulusan SMA Negeri 1 Sumenep pada tahun 1992 ini, senantiasa Istiqomah, dan menjadi anak yang zuhud, qonaah, dengan dibekali warisan oleh kedua orang tuanya yakni Iman, Takwa, dan Ilmu kepada Allah SWT hingga merintis karirnya menjadi pengacara usai pasca sarjana (S1).

“Jadi kakak saya ini sebelum menjadi Komisioner KPK, pernah menjadi pengacara, lalu Dosen disalah satu kampus di Lumajang, lalu mendaftarkan diri menjadi anggota KPK,” tutur saudara Ghufron ke dua, Nur Khalisah, ikut menimpali saat diwawancarai.

Riwayat Nurul Ghufron dari jenjang pendidikan meliputi, SDN Pabian 4, SMP 1 Sumenep, SMA 1 Sumenep, Kuliah Jember (S1), Kuliah Unej (S2), kuliah Universitas Pajajaran (S3).

Saat ini Nurul Ghufron telah menikah 2000 dengan Aisiyah (Istri) pada 1 Agustus tahun 2000, dan karuniai tiga anak. Saat ini Ghufron tengah berada di kota Lumajang.

Baca juga:  Belum Berhenti, KPK Lanjut Berburu Barang Bukti di Bangkalan

Dijelaskan oleh pihak keluarga, bahwa Ghufron sendiri saat singgah (Pulang) ke Sumenep diperkirakan satu tahun dua kali.

Tak lupa diakui oleh segenap keluarga besar Nurul Ghufron yang berada di Kabupaten Sumenep, bahwa akan medoakan Ghufron dalam posisi Calon Pimpinan (Capim) KPK. (MR/AJ)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *