Nasib Pilu Hotipah dan Putriya Menarik Perhatian Bupati Fauzi

Nenek Hotipah dan Putriya guluk-guluk sumenep
Bupati Sumenep Fauzi Wongsojudo (kanan) mengunjungi Nenek Hotipah dan Putriya di gubuk bambu kediamannya, Desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep, Minggu (5/5). (Foto: Diskominfo Sumenep for MID)

maduraindepth.com – Siapa yang tidak menginginkan hidup berkecukupan dengan kondisi keluarga yang harmonis? Tentu hal itu sudah menjadi impian besar bagi semua orang. Namun, mimpi tersebut berbanding terbalik dengan kehidupan yang dijalani oleh dua perempuan lanjut usia (lansia) di Kecamatan Gulu-Guluk, Sumenep.

Gubuk bambu berdiri tidak begitu kokoh di pelosok desa terpencil yang cukup jauh dari ramainya permukiman warga. Gubuk usang itu, terdapat di Dusun Brakas Dajah, Desa Guluk-Guluk, Kecamatan Guluk-Guluk, Sumenep.

Meskipun jauh dari kata layak untuk dihuni, gubuk tua itu menjadi satu-satunya tempat bagi Putriya (70) dan adiknya, Hotipah (64). Setidaknya, gubuk tersebut bisa melindungi mereka dari teriknya matahari di waktu siang dan dinginnya udara malam.

Sangat memprihatinkan. Sedangkan, kedua nenek ini benar-benar tidak memiliki kemampuan untuk sekadar membangun gedung. Betapapun kecilnya.

Tidak lama ini, kondisi kehidupan nenek Putriya dan Hotipah tersiar ke publik melalui berbagai media massa. Hingga akhirnya, Bupati Sumenep Achmad Fauzi Wongsojudo menerima kabar tersebut.

Sebagai orang pimpinan tertinggi di pemerintahan Kota Keris, Bupati Fauzi memberikan perhatiannya kepada dua perempuan lansia itu. Bersama jajaran Forum Koordinasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) setempat, dia mengunjungi kediaman Putriya dan Hotipah, Ahad (5/5).

Saat tiba di lokasi gubuk bambu itu, Putriya dan Hotipah tampak sangat kebingungan. Hal tersebut terlihat jelas dari sorot matanya yang kosong. Rasa terkejut dua lansia itu pun semakin menjadi-jadi, saat Bupati Fauzi memperkenalkan dirinya.

Baca juga:  25 November Bakal Diperingati Sebagai Hari Keris Nusantara

Sepertinya, genangan air mata mereka tampak ingin jatuh. Hanya, berusaha dibendung dengan senyumnya. Tidak hentinya Putriya dan Hotipah mengucapkan kata terima kasih saat rombongan dari Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep itu memberikan bantuan sembako dan uang tunai kepada mereka.

“Saya sudah memerintahkan pihak terkait agar melakukan perbaikan rumah tidak layak huni Hotipah dan Putriya,” ungkap Bupati Fauzi.

Bukan sekadar pernyataan kosong semata. Tetapi, Fauzi menegaskan, bahwa gubuk bambu tempat tinggal Putriya dan Hotipah itu, segera direnovasi menjadi rumah gedung. Apalagi, informasi yang diterima Bupati, dua lansia tersebut memang tidak pernah menerima bantuan sosial sama sekali.

“Mereka juga dimasukkan dalam data terpadu kesejahteraan sosial (DTKS). Supaya bisa mendapatkan bantuan, untuk membantu meringankan beban hidup mereka,” tegasnya.

Untuk sementara ini, Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Disdukcapil) Sumenep sudah membuatkan dokumen kependudukan untuk Hotipah dan Putriya. Yaitu berupa kartu tanda penduduk (KTP) dan kartu keluarga (KK).

Atas kejadian tersebut, Bupati Fauzi mengimbau, agar semua jajaran pemerintah secara struktural benar-benar memperhatikan kondisi warganya. Terutama, bagi yang tidak mampu dan tinggal di rumah tidak layak huni.

“Pemerintah Kecamatan dan desa benar-benar mendata warga yang layak mendapatkan bantuan sosial dari pemerintah, agar mereka mendapatkan bantuan,” ujarnya.

Hotipah dan Putriya menyampaikan terima kasih atas kepedulian Bupati terhadap dirinya. Mereka mengakui, memang tidak pernah kebagian bantuan sosial selama ini dari program pemerintah.

Baca juga:  Peringatan HAB Kemenag Takkan Semeriah Tahun Lalu

“Saya ucapkan terima kasih dan tidak tahu kalau Bupati mau datang ke sini. Jadi, baru kali ini ada Bupati yang datang ke tempat tinggal kami,” pungkasnya. (bus/*)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *