“Hanata Wongira, babatangira buyuting Nangka, Aran Banyak Wide, Sinungan Pasenggahan Arya Wiraraja, Arupa tan kandel denira, dinohaksen, kinun adipati ring Sungeneb, anger ing Madura wetan”, Kitab Pararaton.
Kutipan Kitab Pararton di atas menegaskan bahwa leluhur orang Sumenep, Adipati Wiraraja, nama lainnya Banyak Wide menunjukkan kesejatian seorang perwira. Pikirannya yang tenang dan jernih, membuatnya ia tersingkir dari Kerajaan Singasari. Raja Kertanegara yang berambisi atas peluasan kekuasaannya telah lupa daratan. Nafsunya menundukkan Sriwijaya tanpa data dan peta, serta lengahnya terhadap ancaman Kerajaan Mongol atas pengusiran utusan Raja Kubilai Khan terbukti berbuah runyam dikemudikan hari, dan Kertanegara jadi tumbal atas ambisinya sendiri.
Banyak Wide yang menghendaki Kertanegara berhitung cermat justru dianggap lambat dan merintangi jalannya. Buahnya, dia dan pengikutnya di usir dari Singasari, diturunkan pangkatnya menjadi dari penasehat raja menjadi Adipati di Timur Madura. Sebagai perwira sejati, Banyak Wide menjalaninya dengan patuh. Ia menempati lembah (Sung) yang tenang (Eneb), yang kemudian menjadi nama Kadipaten Sumenep, dan diangkat Kertanegara menjadi Adipati pada tanggal 31 Oktober 1269. Peristiwa ini lantas kita peringati menjadi berdirinya Kabupaten Sumenep hingga kini.
Atas kepemimpinannya, Kadipaten Sumenep tumbuh menjadi peradaban besar di Madura. Jadi sudah tepat dan sepantasnya bila Sumenep kita juluki The Soul of Madura, atau jiwanya Madura. Ketenangan batin dan jiwa Banyak Wide harus terus kita teladani. Kecermatan dan perhitungan melangkahnya harus kita pedomani dalam menjalankan pemerintahan sehari hari, baik ditingkat desa, lebih lagi ditingkat kabupaten.
Tanpa andil Aria Wiraraja (Banyak Wide), barangkali kita tidak akan menemukan lahirnya Majapahit. Melalui strategi cerdik Banyak Wide, Raden Wijaya menantu Kertanegara diampuni oleh Jayakatwang, bahkan membantu strategi Raden Wijaya menundukkan Jayakatwang dan mengusir tentara Mongol, serta mendirikan Majapahit yang tersohor.
Seperti makna namanya, Banyak Wide (banyak akal) menjadi bekal utama membangun Madura. Ditangannya, Sumenep berkembang menjadi kota dagang internasional pada zamannya, sejajar dengan kota kota dagang lainnya seperti Tuban dan Gresik. Kisah ini harus menjadi inspirasi dari para klebun hingga bupati. Selamat Hari Jadi Kabupaten Sumenep ke 753 tahun. Warisi kepemimpinan Banyak Wide, ambil akal budinya dalam membangun Sumenep kedepan. (*)
MH Said Abdullah
Pembina AKD Sumenep
Saya berniat Jika punya anak Laki laki, nanti akan saya beri nama M. ARYA WIRARAJA.
Dengan Nama Panggilan RAJA. Semoga Nama Indah tersebut menjadi Doa.