Said Abdullah Respons Kasus Kekerasan Terhadap Guru Honorer di Kangean

Said abdullah soal kekerasan siswa di kangean
Ketua Banggar DPR RI Said Abdullah (tiga dari kiri) memberikan bantuan kepada Noeruddin (dua dari kiri) di Gedung Putih, Kelurahan Pajagalan, Kecamatan/Kabupaten Sumenep, Selasa (28/01). (Foto: Moh. Busri/MID)

maduraindepth.com – Insiden pembakaran motor milik seorang guru di Pulau Kangean, Sumenep sangat memprihatinkan. Peristiwa yang terjadi pada Senin (13/01) itu, mendapat respons dari Anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) RI, Said Abdullah.

Diketahui, guru tersebut adalah Mohamad Noeruddin (52), warga Desa Pajenangger, Kecamatan Arjasa, Sumenep. Dia merupakan guru honorer di salah satu Sekolah Menengah Atas (SMA) yang berada di Pulau Kangean.

banner 728x90

Diberitakan sebelumnya, bahwa sepeda motor milik Noeruddin dibakar oleh AQ (inisial), salah satu siswa di sekolah tempat dia mengajar. Motifnya, siswa tersebut merasa tersinggung dengan nasihat yang disampaikan oleh Noeruddin di sekolah.

Bahkan, tersangka AQ juga sempat mengeluarkan parang saat berhadapan dengan Noeruddin. Parahnya lagi, parang tersebut digesekkan ke pipi korban sambil mengancam akan membunuh guru honorer itu. Akibat perbuatannya, tersangka AQ langsung diamankan oleh polisi di hari yang sama.

Atas peristiwa yang terjadi, Ketua Badan Anggaran (Banggar) DPR RI Said Abdullah merasa prihatin. Untuk itu, dia mengundang Noeruddin ke kediamannya di Jalan Ahmad Yani, Kelurahan Pajagalan, Kecamatan/Kabupaten Sumenep, pada Selasa (28/01).

Pada kesempatan tersebut, Said Abdullah memberikan bantuan berupa uang tunai sebesar Rp 15 juta dan satu unit sepeda motor merek Honda Beat. Putra terbaik Kota Keris itu berpesan agar Noeruddin bersabar atas peristiwa yang dialami.

Baca juga:  Pilpres 2024, Said Abdullah; Momentum Tepat Menghadirkan Kepemimpinan Perempuan

“Setiap kejadian pasti ada hikmahnya. Hadapi semua yang terjadi dengan penuh kesabaran,” ungkapnya.

Saat pertama kali mendengar kabar mengenai insiden yang menimpa Noeruddin, Said Abdullah merasa sangat prihatin. Dia mengaku tidak terima jika ada seorang guru mengalami kekerasan. Apalagi, hal tersebut dilakukan oleh siswanya sendiri.

“Saat itu juga, saya meminta agar guru yang menjadi korban kekerasan ini diundang untuk bertemu langsung dengan saya,” ujarnya.

Said Abdullah menuturkan, bahwa dalam benaknya selalu terbayang nasib guru honorer yang mengabdi selama 30 tahun itu menjadi korban tindak kekerasan. Motor yang dipakai untuk berangkat mengajar ke sekolah, dibakar oleh siswanya sendiri.

“Bahkan, motor itu bukan miliknya sendiri. Tapi dia pinjam milik orang lain,” katanya.

Dalam sambutannya, Said Abdullah menegaskan bahwa tidak boleh sampai terulang tindak kekerasan yang sama di kemudian hari. Keamanan dan kenyamanan dalam berbagai aktivitas pendidikan, harus bisa dijamin oleh negara.

“Semua jajaran aparatur pemerintah hingga kepolisian, harus melakukan berbagai langkah antisipasi. Supaya peristiwa ini tidak terulang,” tegasnya.

Sementara itu, Noeruddin mengatakan tidak pernah memiliki dendam terhadap siswa yang melakukan tindak kekerasan kepada dirinya. Sementara itu, dia memasrahkan semua proses hukum atas tindakan yang dilakukan tersangka AQ kepada pihak berwajib.

“Ini adalah ujian bagi saya yang harus dihadapi dengan sabar. Saya pasrahkan semua proses hukumnya kepada yang berwajib,” pungkasnya. (bus/*)

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner 728x90