maduraindepth.com – Unjuk rasa Forum Aliansi Sampang Bersatu (FASB) yang menuntut pelaksanaan Pilkades Serentak Bergelombang tahun 2025 diwarnai insiden mengejutkan, Rabu (16/4). Koordinator lapangan, Abd. Hamid tampak merampas mikrofon dari pejabat legislatif dan eksekutif yang tengah berbicara dalam dua momen.
Pantauan di lapangan, insiden pertama terjadi saat Ketua Komisi I DPRD Sampang, Mohammad Salim, sedang memberikan penjelasan terkait regulasi Pilkades dan belum turunnya Peraturan Pemerintah sebagai turunan dari UU Desa Nomor 4 Tahun 2024. Tiba-tiba, mikrofon di tangannya dirampas oleh Korlap aksi, menghentikan penjelasan secara mendadak dan menciptakan ketegangan.
Tak berselang lama, saat massa bergerak ke kantor Pemkab Sampang dan Plt Kepala DPMD, Sudarmanta, mencoba menjelaskan sikap pemerintah daerah, insiden serupa kembali terjadi. Mikrofon kembali direbut oleh Korlap aksi yang seketika menghambat dialog antara pemerintah dan warga.
Untuk diketahui, dalam demo kali ini, demonstran menuntut Bupati Sampang agar menjadwalkan ulang pelaksanaan Pilkades bergelombang di 142 desa. Pemerintah diminta tidak perlu menunggu masa jabatan 38 kepala desa habis.
Bahkan, demonstran mengancam jika tuntutannya tidak dikabulkan, akan mengirim surat ke Kementerian Dalam Negeri (Kemendagri). Hal itu karena mereka menilai penundaan pilkades bukan kewenangan otonom bupati sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 43 Tahun 2014. (Pur/MH)