Tokoh Penggerak dan Advokat NU se-Madura Desak Polisi Proses Kasus Penghina Ulama

Sejumlah tokoh penggerak dan advokat NU se-Madura tegas lawan penghina ulama NU, Senin (8/11). (Foto : Alimuddin/MI)

maduraindepth.com – Sejumlah tokoh penggerak dan Advokat Nahdlatul Ulama (NU) se-Madura yang tergabung dalam wadah Nahdliyyin Madura Bergerak (NABRAK) berkumpul di salah satu Pondok Pesantren di kecamatan Kota Sampang, Madura, Jawa Timur. Senin (8/11).

Pertemuan digelar dalam rangka menyatakan kebulatan tekad untuk melawan semua tindakan penghinaan, penistaan, caci maki, fitnah maupun persekusi terhadap Jam’iyyah maupun ulama NU di Pulau Madura.

Koordinator NABRAK, Firman Syah Ali mengatakan, kebulatan tekad dan pernyataan sikap tersebut mendapat dukungan dari perwakilan penggerak NU di Madura. Diantaranya, KH Faidhal Mubarok dari Sampang, KH Qusyairi Zaini dari Sumenep, dan beberapa tokoh lainnya perwakilan empat Kabupaten.

“NABRAK bertekad melawan segala bentuk penghinaan, penistaan dan fitnah terhadap NU, termasuk persekusi terhadap ulama NU,” tegasnya.

Tak hanya itu, pihaknya akan melakukan langkah-langkah hukum dalam membela marwah NU serta peradaban Madura. Juga mendesak Aparat Penegak Hukum (APH) untuk segera memproses semua laporan kasus penghinaan, pelecehan, penistaan, fitnah dan persekusi terhadap Jami’iyyah dan Ulama NU.

“Iya, seperti kasus ujaran kebencian oleh akun Fb Izzul tahun 2018, kasus pencemaran nama baik NU oleh Zubaidi Masajid dan lain-lain,” terangnya.

Sementara, Koordinator Daerah (Korda) NABRAK Sampang Faisal Ramdhani mengatakan, gerakan spontanitas dan masif warga NU se-Madura dipicu oleh tidak jelasnya penanganan kasus-kasus penghinaan yang menimpa ulama NU di Madura. Akibatnya, pihak pembenci merasa tidak ada resiko hukum dan semakin merajalela menghina dan memfitnah.

Baca juga:  Demo Mahasiswa IAIN Madura di Tengah PPKM Rusak Fasilitas Kampus

“Banyak kasus pencemaran nama baik NU yang penanganannya masih lambat,” tukasnya.

Pihaknya berharap gerakannya tersebut lebih masif serta mampu melawan semua tindakan yang menodai marwah NU khususnya di Madura.

Di sisi lain, KH Faidhal Mubarok yang hadir mewakili generasi sepuh NU se-Madura menginginkan peradaban Madura kembali seperti semula. Yakni berprilaku santun dan tata krama.

“Memang harus ada ketegasan hukum dulu, barulah peradaban Madura yang ramah dan santun bisa kembali seperti semula,” katanya. (Alim/Aw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto