Soal Santri Tanggap Bencana, Begini Kata Pengasuh Ponpes Assirojiyyah

Santri Tanggap Bencana Ponpes Assirojiyyah
ANTUSIAS: Para santri saat mengikuti kegiatan Santri Tanggap Bencana di Aula Lantai II Ponpes Assirojiyyah, Kajuk, Sampang, Kamis (28/1). (FOTO: Alimuddin/MI)

maduraindepth.com – Sebagai upaya memberikan edukasi tentang tangguh menanggapi bencana, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sampang menggelar pendidikan santri tanggap bencana (SANTANA) di Pondok Pesantren (Ponpes) Assirojiyyah, Kajuk, Kelurahan Rongtengah, Sampang, Kamis (28/1) kemarin.

Acara yang diikuti oleh 160 santri itu mendapat dukungan penuh dari Pengasuh Ponpes Assirojiyyah KH. Athoulloh Bushiri. Menurutnya, kegiatan SANTANA bisa menjadi suntikan moral bagi para santri untuk tetap semangat dan giat menjadi generasi yang tanggap bencana.

“Melihat Kabupaten Sampang dikenal sebagai salah satu wilayah dengan tingkat kerawanan bencana alam yang lumayan tinggi, maka kami persiapkan generasi untuk tanggap terhadap bencana,” ujar Kyai Atho’.

Kyai Atho’ menegaskan, bahwa persoalan bencana manusia tidak mampu menolaknya. Namun dengan adanya SANTANA merupakan bentuk ikhtiar nyata dalam upaya meminimalisir.

“Santri yang terhimpun di SANTANA tetap semangat, tangguh dalam menanggapi bencana. Sehingga bermanfaat bagi bangsa dan negara Indonesia,” tuturnya.

Hal senada juga diungkapkan Kasi Kedaruratan dan Logistik BPBD Sampang Moh. Imam. Dia menyampaikan kegiatan yang digelar di Ponpes Assirojiyyah itu guna memberikan pemahaman penuh baik secara teori maupun praktik. Sehingga santri memiliki jiwa tangguh terhadap persoalan bencana.

“Secara teori dan praktik kami lakukan simulasi secara langsung kepada santri. Kami yakin langkah ini tepat guna menekan risiko apabila terjadi bencana alam, seperti gempa bumi, kebakaran dan banjir,” terangnya.

Baca juga:  Wabup Pamekasan Buka Acara Bimtek Bencana

Imam berharap, adanya SANTANA di Assirojiyyah bisa menjadi contoh baik bagi pondok-pondok yabg lain dalam upaya meningkatkan kapasitas masyarakat. Khususnya santri dalam menanggapi bencana.

“Menanamkan jiwa semangat tangguh di usia muda terhadap urusan bencana adalah cara baik untuk memberikan sumbangsih kita pada bangsa dan negara,” tutupnya. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto