Santri Sukses di Dunia Entrepreneur, Ini Kisahnya

Santri Sukses
Muhammad Yusuf Ubaidillah (berkopyah) saat berada di Kebab Miliknya. (Foto: SA/MI)

maduraindepth.com – Salah satu santri asal kelurahan Demangan Kabupaten Bangkalan, Muhammad Yusuf Ubaidillah (27) sukses di beberapa bidang wirausaha di Madura dan Jawa timur.

Usaha yang dia kembangkan diantaranya tanaman hidroponik di Bondowoso (2017), jual beli baju (2014), lukis Bakar di Bangkalan (2017), Kebab di Bangkalan (2020), jual beli ayam (2017) dan beberapa usaha kecil lainnya.

Dari beberapa usahanya, lelaki berkacamata itu dapat mengumpulkan keuntungan yang sangat menjanjikan di usianya yang masih relatif muda.

“Perbulan berkisaran 25-30 juta, Hidroponik sekarang sedang maju-majunya tapi ada di Bondowoso,” ujar pria yang lebih akrab dipanggil Ahmad Yusuf saat ditemui oleh tim maduraindepth.com Bangkalan di kediamannya, Kamis (22/10/2020).

Alasan Ahmad Yusuf menggeluti tanaman hidroponik karena waktu itu dirinya memiliki kenalan orang Situbondo yang ekonominya sangat rendah untuk memenuhi kebutuhan hidupnya sehari-hari. Namun orang itu memiliki kemapuan dan keahlian dalam bidang pertanian.

Akhirnya Ahmad Yusuf berinisiatif membuka lahan pekerjaan di Situbondo. Karena melihat strategisnya rumah kenalannya yang berdekatan dengan wisata, sehingga dirinya memutuskan untuk membuka lahan pekerjaan hidroponik karena di sana merupakan hal yang masih terbilang baru.

“Awalnya orang-orang penasaran itu mau dibuat apa, ternyata setelah jadi masyarakat antusias untuk menunggu hasilnya. Dan pada panen pertama hasilnya dibagikan terhadap masyarakat sekitar, untuk memperkenalkan dan Alhamdulillah mendapat respon yang positif,” ungkapnya.

Baca juga:  Momen HSN 2023, Jalan-Jalan Santri yang Digelar PCNU Sumenep Diikuti Ribuan Peserta

Dijelaskan pula tak semua semerta-merta dirinya berada seperti ini. Saat merintis dirinya pernah berada di fase yang paling bawah ketika tidak memiliki dana sama sekali untuk membiayai pembukaan usahanya. Sehingga Yusuf menjual satu-satunya Handphone yang dia miliki untuk dijadikan modal. Karena dirinya tidak ingin merepotkan keluarganya tentang pembiayaan usahanya.

“Bahkan saat ingin selamatan di saat pembukaan, tumpengnya saya berhutang sebesar 200 ribu karena memang tidak memiliki uang sama sekali,” ujar pria yang 18 tahun berada di berbagai pesantren di Indonesia (Jepara, Sidogiri, Kediri, Kajen Pati, Malang, Surabaya dan Banten) itu.

Harus diakui semuanya butuh usaha, baik itu santri, masyarakat umum, mahasiswa bahkan yang tidak sekolah pun butuh usaha. Yang penting keberanian di awal untuk memulai.

Alasan mengapa Ahmad Yusuf membuka usaha adalah karena dirinya tidak ingin menambah beban terhadap keluarganya. Melihat ayahnya yang saat ini sedang sakit-sakitan dirinya berharap adik-adik saya yang sedang sekolah, mondok ataupun yang ingin mondok mereka tidak meminta kepada ayahnya.

“Biarlah saya yang bekerja, yang penting Abah tidak begitu terbebani. Agar urusan uang saya yang usaha. Serta semenjak meninggalnya ibu, itu menjadi motivasi yang sangat besar untuk bisa membantu saudara-saudara saya,” ungkapnya dengan suara lirih.

Dia juga sangat ingin membuka lapangan pekerjaan agar bisa membantu orang-orang yang membutuhkan.

Baca juga:  Cerita Nuris Nur Hidayati, Siswi Tuna Netra Peraih Medali Emas FLS2N 2021

“Agar bisa membantu orang lain, serta dibuat contoh bahwa santri itu bisa,” tandasnya. (SA/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto