maduraindepth.com – Sejumlah mahasiswa yang tergabung dalam Gerakan Pemuda Ekstra Parlemen (Gempar) mengirimkan karangan bunga ke Kantor Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) Sumenep, Rabu (18/9). Karangan bunga itu ditujukan kepada Ketua Sementara DPRD Sumenep, Zainal Arifin.
Koordinator lapangan (Korlap) Aksi Gempar, Hulil Amsar mengatakan, pihaknya mengapresiasi kinerja Ketua Sementara DPRD Sumenep yang pernah melakukan razia tempat yang diduga melayani prostitusi. Menurut dia, aksi penutupan tempat yang diduga sebagai lokasi prostitusi seharusnya menjadi program prioritas Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sumenep.
“Kami sangat mendukung (Razia lokalisasi) itu. Karena sesuai dengan moralitas yang telah ditanamkan di Sumenep,” ujar Hulil.
Dia menyebut, aktivis Gempar berkomitmen ke depan akan mendukung aksi pemberantasan serupa. Dengan catatan, Ketua Sementara DPRD Sumenep tidak boleh tebang pilih dalam merazia tempat yang diduga menjadi lokasi prostitusi, termasuk kosan, rumah hingga hotel.
“Kalaupun tidak dilakukan oleh Ketua DPRD Sumenep langsung, bisa melalui Satpol PP. Yang penting DPRD Sumenep tetap komitmen untuk memberantas tempat-tempat yang diduga menjadi lokasi prostitusi,” ungkapnya.
Selain memberi apresiasi, pihaknya juga memberikan beberapa catatan kepada Zainal Arifin. Terutama dalam proses pemberantasan tempat yang diduga sebagai lokasi prostitusi di Kota Keris agar tetap mengedepankan sisi kemanusiaan.
“Salah satunya adalah, tidak mempertontonkan wajah para wanita yang diamankan saat razia. Karena, dengan mengeksposnya, maka DPRD seolah terkesan mengeksploitasi kaum perempuan,” paparnya.
Aktivis Gempar meminta, Ketua Sementara DPRD Sumenep, Zainal Arifin, agar mempertimbangkan perasaan keluarga dari para perempuan yang dirazia. Oleh karena itu, dia menekankan, agar Ketua DPRD Sumenep, meminta maaf atas sikapnya yang diduga merendahkan kaum perempuan saat razia di Kecamatan Ambunten beberapa waktu lalu.
“Walaupun secara pribadi mereka bersalah. Namun harus dipikirkan juga, bagaimana perasaan dan hati keluarganya,” kata Hulil.
Seperti diketahui, Ketua Sementara DPRD Sumenep Zainal Arifin bersama Satpol PP setempat, melakukan razia di salah satu rumah yang diduga menjadi tempat lokalisasi di Kecamatan Ambunten. Dari razia tersebut, petugas mengamankan delapan orang yang diduga PSK dan mucikari, yang kemudian diserahkan ke Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (Dinsos P3A) Sumenep.
Menanggapi hal itu, Ketua Sementara DPRD Sumenep, Zainal Arifin belum banyak memberikan keterangan. Dia menyebut belum mengetahui bentuk karangan bunga dari mahasiswa. Sebab, dia mengaku masih mengikuti kegiatan bimbingan teknis (Bimtek) bersama seluruh anggota DPRD Sumenep periode 2024-2029 di luar kota.
“Saya minta waktu sampai saya lihat langsung karangan bunga itu,” singkatnya melalui saluran telpon. (*)