maduraindepth.com – Merebaknya penyakit mulut dan kuku (PMK) pada hewan ternak berdampak pada harga daging sapi. Di Madura, harga daging sapi turun drastis hingga 50 persen.
Seperti yang terpantau di Pasar Srimangunan, Sampang, Madura. Di pasar ini harga daging sapi yang sebelumnya Rp 120 ribu per kilogram, kini turun menjadi Rp 60 ribu per kilogram.
Seorang penjual daging sapi di Pasar Srimangunan, Azizah (52) mengungkapkan, turunnya harga daging disebabkan karena banyaknya kabar menakutkan soal PMK pada sapi. Seiring dengan turunnya harga, minat konsumen membeli daging sapi juga menurun.
“Sudah satu bulan sepi sejak adanya PMK, apalagi kabar di media sosial yang menakutkan, meski dijual Rp 60 ribu per kilogram tapi tetap saja sepi pembeli,” ujar Azizah pada maduraindepth.com, Senin (20/6).
Meski demikian, pihaknya tetap menjual lantaran stok daging masih banyak dan belum terjual. “Ini lebih parah dari pandemi Covid-19, dampaknya tidak hanya dirasa pedagang, tetapi juga berdampak sepinya tukang potong sapi karena sepi pembeli,” ungkapnya.
Ia berharap pemerintah segera mencarikan solusi. Apalagi sejak PMK merebak, kata Azizah, hingga kini pihak pemerintah belum ada yang turun langsung memantau dan memberikan bantuan.
“Kami tetap jualan meski sepi pembeli, kami masih menunggu kebijakan dari pemerintah dan DPRD sehingga tidak sampai gulung tikar,” harapnya.
Aman Dikonsumsi
Kepala Bidang (Kabid) Perdagangan Diskopindag Sampang, Sapta Nuris Ramlan membenarkan bahwa turunnya harga daging sapi disebabkan PMK. Menurutnya, sepinya pembeli akibat masyarakat takut tertular untuk mengkonsumsi daging sapi.
Sapta menjelaskan, PMK pada hewan tidak akan menular pada manusia saat mengkonsumsi dagingnya. Hal ini menurutnya sudah berdasarkan riset yang dilakukan Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Pertanian (Disperta).
“Tetap sehat, meski dikonsumsi manusia karena ini penyakit hewan dan tidak menular pada manusia,” tegasnya.
Ia mengungkapkan, ketersediaan daging sapi di Kabupaten Sampang masih stabil dan bisa terpenuhi hingga hari raya Idul Adha.
“Kalau stok masih aman, cuma pembeli sepi karena merasa takut akibat kabar PMK, tetapi yang pasti aman dan sehat untuk dikonsumsi manusia,” tutupnya. (Alim/MH)