maduraindepth.com – Masyarakat Kabupaten Sampang yang tergabung dalam komunitas Madura Tempo Doeloe (MTD) terus berupaya melestarikan peninggalan Pangeran Trunojoyo. Pasalnya Pangeran Trunojoyo banyak berperan dalam perjuangan melawan penjajah pada masa penjajahan.
MTD punya cara sendiri merawat peninggalan Pangeran Trunojoyo. Yakni dengan cara membuat acara tirakatan pada hari ini, Ahad (16/8).
Segala persiapannya dilakukan sejak jauh hari sebelumnya. Beberapa budayawan, tokoh agama, tokoh masyarakat bahkan anggota legislatif di Kota Bahari ikut tergabung dalam MTD Sampang, demi melesatarikan sejarah peninggalan pangeran Trunojoyo.
Mereka berpartisipasi dan berperan aktif mensukseskan acara tirakatan. Dimana acara tersebut juga digelar untuk menyambut hari kemerdekaan Republik Indonesia ke-75.
Ketua Pelaksana tirakatan MTD Trunojoyo, Bagus Sulton mengatakan, kegiatan ini sengaja digelar untuk menggugah kembali semangat persatuan yang sempat terkoyak akibat agenda politik nasional. Tak hanya itu, tujuannya juga untuk mengenang perjuangan para pahlawan khususnya Pangeran Trunojoyo.
“Apalagi saat ini bertepatan dengan momentum 17 Agustus,” ucapnya pada maduraindepth.com, Sabtu (15/8) kemarin.
Acara yang digelar secara swadaya dan swadana oleh anggota MTD ini sebagai implementasi perilaku gotong royong. Dimana gotong royong sendiri, kata Bagus, merupakan ciri khas bangsa Indonesia. Dengan gotong royong itulah urusan seberat apapun akan terasa ringan.
Tonton Video : [td_block_video_youtube playlist_title=”” playlist_yt=”WnQw1vKDPCI” playlist_auto_play=”0″]
“Sehingga kami yakin untuk event-event MTD yang akan datang insya Allah dapat terlaksana dengan baik,” tuturnya.
Dikatakannya, acara yang diagendakan dalam tirakatan Trunojoyo meliputi khotmil qur’an, yang akan dilaksanakan usai salat zuhur. Kemudian tasyakuran dilaksanakan usai ba’da maghrib hingga waktu isya.
Sementara acara puncaknya dilaksanakan pada malam hari, yakni malam 17 Agustus 2020. Di acara puncak ini pihaknya menggelar dialog budaya, teatrikal dan pembacaan puisi untuk mengenal pahlawan dan pejuang kemerdekaan, khususnya Pangeran Trunojoyo.
“Setelah itu ada juga diisi dengan renungan suci pada jam 22.00 WIB sekaligus melakukan dzikir dan do’a bersama untuk keselamatan bangsa” tambahnya.
Bagus berharap, usulan Pangeran Trunojoyo sebagai pahlawan nasional kepada pemerintah pusat melalui Bupati Sampang bisa segera terwujud. Sehingga perjuangan Pangeran Trunojoyo bisa diakui oleh publik secara de jure atau secara hukum. (RIF/MH)