Kodim 0827 Sumenep Jawab Permasalahan Pertanian Jagung dan Peternakan Sapi Madura

silase jagung dan sapi madura kodim 0827 sumenep
Anggota TNI saat berada di lahan pertanian salah satu warga di Sumenep. (Foto: Kodim 0827/Sumenep for MID)

maduraindepth.com – Kodim 0827/Sumenep mampu menjadi solusi beberapa persoalan dan persepsi yang salah berkaitan dengan penanaman jagung dan pemeliharaan sapi Madura yang menghambat pengembangannya. Beberapa persepsi yang mucul seperti tanah di Sumenep kurang subur untuk bertanam jagung.

“Tanah Sumenep sangat subur untuk bertanam jagung, terbukti bahwa tanah sangat gembur, di sebagian besar lokasi penanaman jagung masih dijumpai cacing tanah sebagai indikator kesuburan lahan,” jelas Dandim 0827/Sumenep , Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi menjawab persoalan tersebut.

Permasalah berikutinya yakni mengenai suplai air untuk bertanam jagung. Menurut dia, pertanian modern tidak mengandalkan tadah hujan. Pada sebagian besar wilayah Sumenep, bor air bisa menggunakan submersible yang bisa digunakan untuk mengaliri 5 hektar lahan jagung dan keperluan rumah tangga.

Kemudian mengenai pupuk subsidi yang sulit untuk didapat karena terbatas. Menjawab itu, Dandim menyebut dalam satu hektar sekali tanam membutuhkan 14 karung pupuk dengan harga sekitar Rp. 1,8 juta.

“Tim kita sudah mempraktekkan penggunaan pupuk non subsidi merk Bonanza dengan kebutuhan 6 karung biaya Rp 2,1 juta,” jelasnya.

Tak hanya itu, muncul pertanyaan dari petani mengenai apakah ada jaminan pasca panen jagung? Dandim mengatakan, ada dua pola pembelian hasil petani. Meliputi panen tebon jagung untuk silase dengan target produksi 40-55 ton per hektar dengan harga Rp 600.

Baca juga:  Dispertan Sampang Terima Usulan Bantuan Porang, Petani yang Lama Produksi Justru Tak Dapat

Sehingga hasil ditingkat petani adalah bisa mencapai sekitar Rp 24-33 juta. Keuntungan lain dari pembelian tebon jagung untuk silase ini adalah masa tanam yang lebih pendek, yaitu 80 hari dibanding jagung pipil yang mencapai 105 hari serta tidak ada biaya pasca panen.

silase jagung dan sapi madura kodim 0827 sumenep
Dandim 0827/Sumenep , Letkol Czi Donny Pramudya Mahardi foto bersama petani jagung di Sumenep. (Foto: Kodim 0827/Sumenep for MID)

“Kondisi saat ini panen rata-rata 3,1 ton per hektar dengan tingkat harga Rp 4.000. Hasil di petani, Rp 12,4 juta. Dengan penanaman intensif target hasil 6 ton, petani akan mendapat hasil Rp 24 juta,” tuturnya.

Diterangkan, pola pakan silase jagung efektif dan menguntungkan. Terutama untuk penggemukan. Pakan silase dan konsentrat biaya maksimal Rp 20.000 per hari, dengan pertambahan berat harian (ADG/Added Daily Growth) 0.7 kg senilai Rp 35.000.

Manfaat Program Silase Jagung

Manfaat yang didapat dalam pengembangan proyek silase jagung yang sudah dilaksanakan Kodim 0827/Sumenep di antaranya, meningkatkan kesejahteraan petani. Kemudian, sebagai sarana percontohan kepada petani di Sumenep tentang pola bertanam jagung yang insentif, meliputi olah tanah, penggunaan bibit unggul, pemupukan, pemberantasan hama penyakit dan pasca panen.

Selain itu, manfaat yang bisa didapatkan yakni sarana pembelajaran dan sosialisasi bertanam jagung dan beternak sapi kepada kelompok masyarakat seperti pondok pesantren, kelompok ibu-ibu muslimat NU, pengusaha, dan sebagainya.

“Juga sebagai sarana penelitian dan pengembangan jagung dan sapi Madura. Termasuk jadi pijakan langkah pengembangan selanjutnya,” papar Dandim.

Baca juga:  PDAM Trunojoyo Layangkan SE Soal Perbaikan Pompa di Sumber Prajjen Unit Pelayanan Camplong

Target yang ingin dicapai dalam program ini, lanjut dia, meliputi produk silase jagung 80 ton per hari pada 2026 dengan orientasi sebagian di ekspor. Melalui program ini, Kabupaten Sumenep Sumenep bisa mencapai populasi sejuta sapi pada 2027.

“Pada posisi sekarang 381.000 ekor, diharapkan dengan adanya pola pakan yang baik, rumah tangga pemelihara sapi akan meningkat dari 2 ekor per rumah menjadi 4 ekor per rumah serta adanya pengusaha sapi kecil dan menengah yang tertarik untuk mengembangkan sapi Madura,” tuturnya.

Manfaat lainnya, lanjut Dandim menambahkan, target Sumenep sejuta ton jagung tahun 2024 juga bisa tercapai. Tahun 2022, produksi jagung pipil sumenep adalah 447.143 ton. Diharapkan dengan pola intensif dan peningkatan lahan jumlah itu akan terus meningkat.

“Dengan berbagai capaian yang ditargetkan maka nantinya sumenep akan kembali kepada masa kejayaan jagung dan sapi Madura,” tutupnya. (*)

Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto