FK UNAIR dan IDI Sampang Perangi Stunting di Pulau Mandangin

Stunting
Ibu-ibu antusias mengikuti kegiatan di Balai Desa Pulau Mandangin. (FOTO: Alimuddin/MiD)

maduraindepth.com – Alumni angkatan 1993 Fakultas Kedokteran (FK) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar sosialisasi dan bakti sosial (Baksos) di Pulau Mandangin, Sampang, Sabtu (28/10). Kegiatan yang mengusung tema ‘Say No to Stunting’ itu digelar dalam rangka memperingati diesnatalis UNAIR ke-69 dan 110 tahun pendidikan dokter Indonesia.

Kegiatan tersebut dihadiri oleh pengurus Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Sampang, alumnus FK UNAIR angkatan 1993 dan jajaran Pemdes Pulau Mandangin. Kemudian staf Puskesmas, puluhan kader Posyandu dan 150 balita.

Ketua IDI Sampang, dr. Zakky Sukmajaya mengatakan, kegiatan ini merupakan agenda tahunan dari alumni UNAIR yang berlangsung di 38 titik yang tersebar di Indonesia. Sementara di Pulau Madura tahun ini hanya ada di Desa Mandangin.

“Topiknya sama yakni fokus memerangi angka stunting menuju Indonesia sehat,” ujarnya.

dr. Zakky menyampaikan, pihaknya bersama stakeholder berkomitmen akan terus menekan jumlah angka stunting. Karenanya, pihaknya terus berupaya memberikan pemahaman kepada para ibu agar menjaga kesehatan dan asupan makanan bergizi pada bayi.

Alumni FK UNAIR 1993 dan IDI Sampang foto bersama dalam sosialisasi dan Baksos Say No to Stunting di Pulau Mandangin. (FOTO: Alimuddin/MiD)

Menurutnya, kasus stunting akan selalu ada jika angka kehamilan ibu semakin meningkat. Untuk mengurangi stunting, upaya bisa dilakukan sejak sebelum, saat dan sesudah hamil.

“Artinya asupan gizi pada ibu dan bayi terasa cukup, seimbang dan bervariasi. Sementara sebagain masyarakat pola makanan gizinya masih belum terpenuhi,” terangnya.

Baca juga:  Tekan Inflasi Nasional, Pemkab Bangkalan Buka Gerakan Pangan Murah

Pihaknya berharap, dari kegiatan itu bisa memberikan pemahaman dan kesadaran masyarakat dalam hidup sehat. Tak kalah pentingnya, masyarakat bisa memenuhi kebutuhan gizi anak yang baik, serta pola hidup yang sehat.

“Kami berikan gizi berupa sembako dan memberikan penjelasan bagaimana mengolah makanan lokal agar tetap terjaga gizinya dan cocok untuk ibu dan bayinya,” ucap dr. Zaki.

Pemerintah Daerah Harus Serius

Ibu-ibu menerima paket sembako usai mengikuti kegiatan. (FOTO: Alimuddin/MiD)

Penjabat (Pj) Kepala Desa (Kades) Pulau Mandangin, Choirul Anam mengaku terbantu dengan digelarnya kegiatan tersebut. Sebab pada tahun 2023, desanya masuk lokus stunting.

“Data stunting di Mandangin sejak 2019, 2020, 2021, dan 2022 menurun. Tapi 2023 kembali masuk lokus stunting, artinya ini ada yang keliru dan kami serius menekan angka ini, tahun ini ada sekitar 176 kasus stunting di Mandangin,” ungkapnya.

Dengan begitu, pihaknya menginginkan keseriusan pemrintah daerah menangani kasus stunting lebih intens. Pasalnya, Mandangin merupakan kepulauan yang notabeni akses cukup sulit, maka komitmen bersama menekan angka stunting harus diperhatikan.

“Jangan main-main, mari jika memang ingin mengurangi angka stunting terus lakukan upaya pendataan, pemenuhan kebutuhan gizi ibu dan bayi, perhatian kesejahteraan nakes, dan upaya masif lainnya terus dilakukan bersama,” pintanya.

Sementara warga setempat, Marwati mengatakan, kegiatan tersebut bermanfaat untuk warga di Pulau Mandangin. Melalui kegiatan ini, ia bisa tahu bagaimana menjalankan pola hidup sehat dan pemenuhan gizi sehat pada bayi dan ibu hamil.

Baca juga:  HCML Berdayakan Ekonomi Masyarakat Pulau Mandangin Lewat Pelatihan

“Ini kegiatan bagus, kami juga dikasih paket sembako tambahan gizi untuk kebutuhan anak agar tidak alami stunting,” ujarnya. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *