maduraindepth.com – Anggaran sebesar Rp 383 juta yang dikhususkan untuk penjemputan kepulangan Pekerja Migran Indonesia (PMI) asal Kabupaten Sampang sudah mulai menipis. Padahal anggaran tersebut diproyeksikan cukup hingga bulan Desember mendatang.
Berdasarkan data DPMPTSP dan Naker Sampang saat ini tercatat ada 4.345 PMI asal Sampang yang sudah dipulangkan ke rumahnya masing-masing. Pemulangan tersebut diklaim menelan anggaran yang cukup besar.
Plt. Kepala Bidang (Kabid) Penempatan dan Pengembangan Tenaga Kerja DPMPTSP dan Naker Sampang Agus Sumarso mengungkapkan, menipisnya anggaran makin diperparah dengan adanya refocusing anggaran. Karena itu, pihaknya sebagai leading sektor penjemputan PMI belum menerima suplai anggaran dari beberapa OPD.
Dia mengatakan, jika tidak ada suplai maka sisa anggaran dikhawatirkan hanya mampu untuk bulan ini saja. Sebab itu, pihaknya mengaku masih mencari formulasi untuk mengatasi minimnya anggaran penjemputan PMI tersebut.
“Kalau masih belum ada suplai anggaran berarti hanya mampu buat satu bulan ini saja,” ucap Agus, khawatir, Jumat (24/9).
Agus tidak mengungkap berapa jumlah sisa anggaran yang dimiliki saat ini. Namun demikian, dia mengaku bahwa pihaknya sudah melakukan komunikasi dengan pemerintah setempat untuk tambahan dana.
“Wajib bagi pemerintah daerah setempat untuk terus memfasilitasi pemulangan PMI asal Sampang untuk tiba di rumah masing-masing,” katanya.
Dijelaskan Agus, selama ini tim penjemputan PMI yang dibentuk pemerintah daerah setempat meliputi Dinas Sosial (Dinsos), Dinas Kesehatan (Dinkes) dan Dinas Perhubungan (Dishub). Namun saat ini Dishub Sampang tak bisa berbuat apa-apa lantaran sudah kehabisan anggaran. Sehingga hanya menyisakan DPMPTSP dan Naker Sampang.
“Kami sudah komunikasi dengan Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan Daerah (Bappelitbangda) Sampang untuk meminta bantuan ke Pemerintah Provinsi Jawa timur, barangkali ada dana yang bisa dimanfaatkan untuk penjemputan PMI,” tegasnya.
Pihaknya memprediksi, hingga akhir tahun 2021 PMI asal Sampang akan terus berdatangan. Untuk efisiensi anggaran, pihaknya menginisiasi pengurangan interval penjemputan yang semula dilakukan tiap hari, menjadi dua hari sekali.
“Agar menghemat sisa anggaran yang ada, sewa truck sudah dikurangi, saat ini hanya memakai bus saja sehingga barang-barang dan orangnya bisa diangkut cukup satu kendaraan saja,” pungkasnya. (Alim/MH)