Tradisi Lebaran Ketupat di Pulau Mandangin Sebagai Simbol Saling Memaafkan

Lebaran ketupat pulau mandangin
Jumrah (53) salah satu warga Pulau Mandangin yang masih setia melestarikan tradisi lebaran ketupat, Ahad, 8 Mei 2022. (FOTO: Alimuddin/MI)

maduraindepth.com – Berbagai macam tradisi digelar usai hari raya Idul Fitri sebagai bentuk merayakan hari kemenangan setelah melaksanakan ibadah puasa. Salah satunya adalah lebaran ketupat yang digelar tepat satu pekan setelah Idul Fitri sebagai tanda telah menyelesaikan puasa Syawal selama 6 hari.

Biasanya pada lebaran hari kedua umat Muslim mulai melakukan puasa sunnah Syawal sampai dengan tanggal 7 Syawal. Kemudian perhitungan lebaran ketupat 2022 biasanya jatuh di tanggal menambahkan seminggu dari tanggal 2 Mei 2022, yakni pada tanggal 9 Mei 2022.

banner auto

Lebaran Ketupat merupakan tradisi yang dilakukan masyarakat Indonesia kebanyakan. Seperti kebiasaan yang dilakukan masyarakat Desa Pulau Mandangin, Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Momen lebaran ketupat di Pulau Mandangin terasa sebagai lebaran pamungkas setelah satu bulan menjalankan ibadah puasa Ramadhan dan menikmati hari kemenangan lebaran Idul Fitri. Alasan itu kemudian warga lokal menunggu sebagai hari paling ramai di desa.

“Kalau lebaran ketupat selain makan-makan, hasil ketupatnya juga diantarkan ke tetangga. Ditambah hiburan tradisi (gendrang) sangat ramai, karena banyak warga baik yang merantau maupun yang menetap akan merayakan lebaran ini alasannya setalah perayaan langsung balik ke perantauan semua,” ucap Jumrah (53) salah satu warga Pulau Mandangin, Ahad (8/5).

Tak hanya itu, di hari lebaran ketupat masyarakat disibukkan dengan pembuatan kuliner yang menjadi ciri khas lebaran ketupat. Makanan lontong yang dibungkus dengan daun kelapa muda (janur) maupun dengan plastik.

Baca juga:  Ini Kronologi Terbakarnya Empat Rumah di Pulau Mandangin

Namun ada hal yang lebih unik dari perayaan lebaran ketupat di Pulau Mandangin. Salah satunya adalah masyarakat setempat meyakini segala pernak-pernik, seperti depan pintu rumah, kendaraan pribadi hingga hewan ternak diberi kalung dari ketupat yang dibungkus dengan janur.

“Memang jadi kebiasaan masyarakat, jadi tidak hanya dimakan sendiri, tapi juga digunakan untuk pernak-pernik lainnya supaya terkesan merayakan lebaran ketupat dengan meriah,” katanya.

Biasanya pembuatan lontong itu dilakukan satu hari sebelum lebaran ketupat tiba. Masyarakat disibukkan dengan pembuatan bungkusan dari janur hingga memasaknya dalam kurun waktu satu setengah hari.

“Kalau masak ketupat hingga berkilo-kilo karena nanti pas hari lebaran ketupat bisa makan-makan dengan keluarga, teman dan sanak saudara juga diantarkan ke tetangga,” ungkap Jumrah.

Tetapi pada intinya, pelaksanaan lebaran ketupat di Pulau Mandangin sebagai bentuk rasa syukur kepada Alloh SWT, serta momen saling memaafkan setalah Idul Fitri.

“Katanya para leluhur lebaran ketupat umumnya diimplementasikan dengan tradisi sungkeman di hadapan orang tua begitupun sebaliknya,” terangnya.

Selain tradisi sungkeman seorang anak kepada orang tua, prosesi lebaran ketupat dapat memohon maaf kepada tetangga, kerabat dekat maupun jauh hingga masyarakat muslim lainnya.

“Dengan begitu, umat Islam dituntun untuk mengakui kesalahan dan saling memaafkan dengan penuh keikhlasan yang disimbolkan dengan ketupat,” pungkasnya. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto