Pemdes Torbang Hidupkan Tradisi Tatorbhengan yang Hilang

Tatorbhengan
Persembahan hasil bumi dari masyarkat tani diberikan kepada Bupati Sumenep Achmad Fauzi sebagai bentuk syukur. (FOTO: Arief Coolbreak/MiD)

maduraindepth.com – Tatorbhengan merupakan salah satu tradisi yang dimiliki masyarakat Madura. Tradisi ini hanya bisa ditemukan di Desa Torbang, Kecamatan Batuan, Kabupaten Sumenep.

Untuk merawat warisan budaya, pemerintah desa setempat berupaya untuk melestarikan tradisi kuno tersebut. Upaya ini dibuktikan dengan digelarnya acara ‘Ritual Tatorbhengan’ pada Jumat (8/9).

Kepala Desa (Kades) Torbang, Muzanni mengungkapkan, tradisi Tatorbhengan mulai tergerus oleh kemajuan zaman. Bahkan tradisi yang hanya bisa dijumpai di desanya tersebut sudah hampir musnah.

“Ritual seperti ini dulu waktu masih saya kecil memang ada, tapi karena zaman moderen mulai tergeser,” papar Muzanni pada maduraindepth.com, Jumat (8/9).

Ia menjelaskan, Tatorbhengan adalah ‘rokat’ atau selamatan desa untuk mensyukuri hasil bumi selama satu tahun. Dalam pelaksaannya, seluruh masyarakat desa diminta untuk membawa hasil bumi ke balai desa setempat.

Hasil bumi itu kemudian dipersembahkan kepada sang ‘raja’ atau orang yang memimpin daerah. Dalam hal ini, hasil bumi diberikan kepada Bupati Sumenep, Achmad Fauzi yang hadir dalam acara, sebagai bentuk syukur masyarakat tani.

“Intinya dari Tatorbhengan adalah rokat desa untuk berdoa dalam satu tahun kedepan mendapatkan berkah yang melimpah,” ujarnya.

Muzanni berharap, Tatorbhengan bisa dimasukkan dalam kalender event pemerintah daerah. Sehingga kegiatan serupa bisa digelar di tahun-tahun berikutnya.

Baca juga:  Tradisi Jumat Terakhir Jelang Ramadhan, Ratusan Warga Sumenep Ziarah ke Asta Tinggi dan Makam Leluhur

“Tatorbhengan acara pertama kali. Kami mempunyai maksud menghidupkan kembali budaya yang hilang,” ucapnya. (MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *