Lakpesdam NU Sampang Canangkan Gerakan 10.000 KIA

Faisol Ramdhoni, Ketua Lakpesdam NU Sampang. (Foto: FR for MI)

maduraindepth.com – Dalam rangka ikut mensukseskan program Kartu Identitas Anak (KIA) Lembaga Kajian dan Pengembangan SDM (Lakpesdam) NU Sampang bakal melaunching program 10.000 KIA dalam waktu dekat. Sebelumnya, Lakpesdam NU Sampang sudah sukses mengadakan Forum Group Discussion (FGD) serta pembentukan dan pelatihan relawan yang dilakukan pada Sabtu (24/8/2019).

Ketua Lakpesdam NU Sampang Faisol Ramdhoni menjelaskan, program 10.000 KIA ini merupakan bagian dari gerakan inklusi sosial yang sudah dimulai sejak 2015 lalu. Dalam gerakan tersebut, salah satu isu yang diangkat adalah gerakan pemenuhan hak-hak warga negara, perlindungan anak dan pencegahan kekerasan perempuan.

banner auto

”Terutama bagi kelompok yang termarjinalkan. Kemudian ada juga program pembelaan perempuan dan anak. Nah penerapannya salah satunya dengan program 10.000 KIA ini,” jelasnya, Sabtu (24/8/20).

Menurut Faisol, program KIA sangat penting untuk anak. Sebab, kata dia, program KIA dapat menjadi jaminan bagi anak untuk mendapatkan hak-haknya.

”KIA ini sangat banyak manfaatnya, salah satunya adalah anak bias mengurus hak-haknya sendiri. Dia bisa mendaftar sekolah sendiri dan menuntut hak-hak lain yang memang miliknya. Sayangnya di Sampang ini serapan KIA masih rendah,” katanya.

Untuk program 10.000 KIA, rencananya Lakpesdam NU Sampang bakal menggandeng beberapa pihak, seperti Dinas Pendidikan (Disdik), Kantor Kementerian Agama (Kemenag) dan Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil (Dispendukcapil). Selain itu, pihak Lakpesdam juga menggandeng komunitas dan pihak-pihak yang tertarik untuk menjalankan program ini.

Baca juga:  Gor A Yani Sumenep Kurang Perawatan, Bagaimana Mau Maju?

”Banyak komunitas yang tergabung dengan kita, ada KNPI, Kompas, dan banyak lagi. Juga ada pemuda-pemuda yang tidak tergabung dalam komunitas. Selain itu kami juga mengajak stakeholder seperti Disdik dan Kemenag, karena anak dibawah 17 tahun itu kan tempatnya di lembaga pendidikan, dan pemilik lembaga pendidikan pastinya Disdik dan Kemenag,” terangnya.

Lebih lanjut, FGD yang diadakan oleh Lakpesdam beberapa waktu lalu menghasilkan kesepakatan bahwa akan dilakukan MoU antara pihak-pihak yang terlibat. Menurut Faisol, hal tersebut sudah lebih diseriusi dengan diadakanya pembentukan dan pelatihan relawan untuk program 10.000 KIA.

”Pertama dulu kami mengadakan FGD, kemudian ditindaklanjuti dengan pembentukan dan pelatihan relawan. Dalam waktu dekat kami akan melaunching program 10.000 KIA ini. Dengan program ini nantinya kami berharap diakhir 2019 sudah ada 10.000 anak di Sampang yang memiliki KIA,” pungkasnya. (AJ/AW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto