maduraindepht.com – Isu warga Pamekasan suspect virus corona membuat panik sejumlah warga, sehingga harga temulawak dan jahe merangkak naik. Pasalnya rempah tersebut diyakini dapat menangkal penyebaran coronavirus disease 19 atau Covid-19 yang disebabkan oleh infeksi virus corona.
Salah seorang pedagang rempah di Pasar Tradisional Kolpajung, Pamekasan, Iis (45) mengatakan, sebelum beredar isu penyebaran virus corona harga jahe merah Rp 20 ribu dan jahe kuning Rp 40 ribu. Kemudian, jahe merah merangkak naik menjadi Rp 40 ribu dan jahe kuning Rp 60 ribu.
Sementara temulawak yang semula harga per kilogram Rp 4 ribu naik menjadi Rp 25 ribu. “Pembeli banyak mencari jahe dan temulawak sedangkan temulawak dari empat hari lalu sudah habis, rata-rata akibat diborong penjual jamu,” ungkapnya pada maduraindepth.com, Kamis (5/3/2020).
Pantauan maduraindepth.com di pasar, tampak seorang pembeli tidak kebagian temulawak yang ingin dibelinya. “Rencana ingin beli temulawak buat jamu,tapi tidak ada,” kata Ibu Ju, pembeli di Pasar Kolpajung.
Dokter Sarankan Masyarakat Tak Perlu Panik

Isu penyebaran virus corona menjadi perhatian serius. Termasuk oleh dokter spesialis anestesiologi RSUD dr. H. Slamet Martodirdjo Pamekasan, Ratna Hermawati.
Ratna Hermawati mengatakan, untuk meredam panic buying atau kepanikan masyarakat membeli barang dengan jumlah besar perlu pemahaman yang benar terkait penyebaran Covid-19 tersebut. Menurutnya, memberi edukasi yang benar kepada masyarakat merupakan hal yang terpenting.
Dia menjelaskan, ada beberapa metode pencegahan supaya terhindar dari suspect Covid-19. Diantaranya adalah cuci tangan yang sesuai dengan standar World Health Organization (WHO).
Kemudian menghindari kontak tangan ke area wajah dan menggunakan etika yang baik dan benar saat batuk. “Selama ini masyarakat masih kurang paham cara batuk, biasanya kita dengan menggunakan telapak tangan, yang betul itu kita harus menggunakan bagian lengan bagian bawah tangan,” paparnya.
“Kalaupun kita terpaksa menggunakan tisu saat batuk, maka tisu itu harus segera kita buang kemudian segera cuci tangan,” ucapnya menambahkan.
Selain itu, penggunaan masker yang tepat juga perlu dipahami oleh masyarakat luasnya. Menurutnya, masker itu hanya boleh digunakan oleh orang yang sedang sakit, pihak rumah sakit dan tenaga medis.
“Sehingga tidak perlu panik, sistem imunisi kuat kok,” jelas Dokter Spesialis Anestesiologi tersebut.
Hal senada juga diungkapkan oleh dr. Syaiful. Dia mengatakan masyarakat tidak perlu panik menghadapi virus corona.
“Kita tida perlu panik atau heboh tapi tetap antisipasi, kita santai tapi waspada. Misalnya, hindari orang yang batuk, hindari pasar hewan,” ujarnya. (RUK/MH)













