Kualitas Menu Harus Jadi Prioritas
Dapur MBG di Sampang bukan hanya pusat produksi makanan, tetapi juga simbol tanggung jawab moral. Setiap piring nasi, lauk pauk, dan sayuran yang disajikan bukan sekadar menu, melainkan investasi gizi bagi generasi penerus. Karena itu, pengawasan ketat dan evaluasi berkala mutlak diperlukan.
Menu yang disajikan tidak boleh asal-asalan. “Seadanya” bukanlah pilihan dalam program sebesar MBG. Standar gizi harus ditegakkan, variasi menu perlu dijaga, dan kualitas bahan makanan harus terjamin. Jika dapur MBG dibiarkan berjalan tanpa kontrol, maka program yang sejatinya luhur bisa kehilangan makna.
Selain itu, transparansi dalam pengelolaan dapur MBG sangat penting. Publik berhak tahu dari mana bahan makanan berasal, bagaimana menu disusun, hingga bagaimana standar kebersihan dipenuhi. Transparansi bukan untuk mencari-cari kesalahan, melainkan untuk memastikan bahwa program berjalan sesuai visi besar Presiden.
Esensi Program: Anak Sehat, Bangsa Kuat
Tidak bisa dipungkiri, MBG adalah program yang baik dan memiliki potensi besar. Tetapi, kebaikan program tidak otomatis menjamin keberhasilan di lapangan. Keberhasilan ditentukan oleh keseriusan implementasi, kualitas pengawasan, dan keterbukaan terhadap kritik.
Kita harus ingat, esensi MBG bukanlah sekadar membagi makanan, melainkan memastikan anak-anak tumbuh sehat, cerdas, dan berdaya saing. Jika menu seadanya yang disajikan, maka tujuan mulia itu akan sulit tercapai. Anak-anak membutuhkan gizi seimbang, bukan sekadar perut kenyang.
Itulah sebabnya, setiap kritik yang muncul [baik dari guru, orang tua, maupun media] harus dipandang sebagai alarm. Alarm bahwa ada yang harus diperbaiki, ada yang perlu ditingkatkan, ada yang harus diawasi lebih ketat. Alarm itu bukan musuh, melainkan kawan yang membantu agar program tidak keluar jalur.
