maduraindepth.com – Masa bakti Tri Rismaharini sebagai Wali Kota Surabaya akan berakhir pada tahun 2020 mendatang. Risma sudah menjabat Wali Kota Surabaya dua periode, yakni pada 2010-2015 dan 2016-2020. Itu artinya, pada Pilwali tahun depan, Risma tidak lagi bisa mencalonkan diri.
Sebabnya, dia meminta kepada Wali Kota Surabaya yang akan datang untuk selalu berpikir cemerlang dan mampu melahirkan hal-hal baru di Kota Pahlawan.
Risma mengatakan, siapapun wali kotanya, jika tidak mampu menciptakan inovasi baru, Surabaya sebagai kota metropolis akan kalah bersaing dengan kabupaten/kota lain, yang banyak memiliki wisata alam alami.
“Kalau tidak ada sesuatu yang baru, orang ngapain mau datang ke Surabaya? Ini harus dilakukan wali kota berikutnya. Kita tidak punya daya saing kalau itu tidak dilakukan,” kata Risma, di salah satu kedai di Jalan Jemursari, Surabaya, Sabtu (16/3/2019).
Risma menyampaikan, Kota Surabaya harus selalu berinovasi. Tujuannya agar ibu kota Provinsi Jatim tersebut mampu menjadi daerah kunjungan para wisatawan.
Rencana Risma membangun Alun-Alun Surabaya, juga disebut sebagai salah satu upaya untuk menghadirkan venue dan suasana baru agar warga luar kota tidak bosan berkunjung ke Surabaya.
“Karena kalau lihat (Surabaya) yang itu-itu saja, di tempat lain juga ada,” ujarnya.
Surabaya, tutur Risma, bukanlah daerah yang bisa menarik wisatawan secara alami. Tidak seperti di Paris, Amsterdam, Bali, Bromo atau Raja Ampat yang kaya akan keindahan alam yang alami.
“Kalau kita tidak bergerak maka (Surabaya) akan ditinggalkan (wisatawan),” tutur Risma.
Kunjungan wisatawan juga disebut Risma bisa menghidupkan perekonomian, terutama hotel, restoran, dan tempat perbelanjaan yang memiliki ribuan pegawai.
“Jadi saya harus membuat itu (Alun-Alun Surabaya). Karena kalau tidak ada wisatawan ke sini, siapa yang mau membeli? Ini saya kira harus dilakukan wali kita berikutnya,” pesan Risma. (AW/Gs-mi)
