Hasilnya Menjanjikan, Dispertan Sampang Anjurkan Petani Tanam Kacang Hijau

Suyono, Kepala Dispertan Sampang saat ditemui di kantornya, Jum'at (12/11). (Foto : Alimuddin/MI)

maduraindepth.com – Memasuki musim penghujan, Dinas Pertanian (Dispertan) Kabupaten Sampang menganjurkan petani untuk menanam tumbuhan alternatif selain padi dan jagung. Tanaman alternatif seperti kacang hijau, melon, semangka, labu merah, bawang merah diprediksi cukup menjanjikan hasil panennya.

Kepala Dispertan Kabupaten Sampang, Suyono menyampaikan, saat musim hujan tiba biasanya petani banyak menanam padi dan jagung. Namun tak jarang dari beberapa patani mengalami kerugian akibat banjir dan sebagainya.

“Kami imbau pada petani jangan langsung tanam keseluruhan, khawatir rusak apalagi hujannya tak tentu. Sementara cukup disemai saja karena informasi BMKG curah hujan tinggi terjadi di akhir November 2021 sampai Januari 2022,” ujarnya, Jumat (12/11).

Dikatakan, Dispertan Sampang sudah menyediakan obat gratis untuk membunuh hama pada tanaman. Sebabnya, diupayakan setiap petani melaporkan jika tanamannya rusak karena penyakit, baik melalui penyuluh maupun petugas yang bersangkutan.

“Dari laporan itu kami akan data luas dan penyakitnya, sehingga nanti manjadi bahan dasar memberikan obatnya pada petani secara gratis,” tegasnya.

Melihat peluang yang ada, Suyono menginginkan petani di Sampang untuk mengembangkan tananam kacang hijau. Menurut dia, tanaman tersebut hasilnya sangat menjanjikan bagi petani.

“Saya cek petani yang tanam kacang hijau biasanya sekarang panen dua hari lagi panen dan seterusnya begitu. Lah itu sudah tidak musim, cuman habis bayar ongkos saja. Sekarang ini ada varietas baru namanya Vima,” ujarnya.

Baca juga:  Musim Hujan, Harga Garam di Pamekasan Naik

Produk Vima, jelas Suyono, hanya membutuhkan tanam sampai waktu 55 hari. Sekali panen bisa sekaligus dengan hasil yang lumayan tinggi. Karenanya, ia akan mengarahkan petani setalah habis panen padi dan jagung untuk mencoba menanam kacang hijau.

“Iya, petani cukup butuh beberapa hari saja sudah bisa panen banyak dan enak dimakan. Hanya saja produksinya rendah,” jelas Suyono.

Untuk menghasilkan produksi yang banyak, pihaknya akan mengajak petani agar mengatur cara tanam, mulai dari jarak tanaman hingga pengelolaan lainnya.

“Biasanya dipupuk selama tiga kali nantinya bisa menghasilkan produksi yang banyak. Jadi kami akan sosialisasikan itu bersama kelompok tani biar paham cara menanam dan merawatnya,” pungkasnya. (Alim/Aw)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto