maduraindepth.com – Petani di Desa Perreng, Kecamatan Burneh, Bangkalan, mengeluhkan sulitnya pasokan air saat masa tanam tiba. Hal itu dikarenakan saluran irigasi yang kurang baik ke lahan-lahan pertanian di daerah tersebut.
Arifin, salah satu petani asal Desa Perreng menyampaikan, para petani kesulitan mendapatkan air saat musim tanam tiba. Menurut dia, petani di Desa Perreng, Kecamatan Burneh, Bangkalan bisa dua kali tanam dalam setahun.
“Di Desa Perreng ini merupakan desa yang jarang hujan, jadi petani kadang bisa tanam 2 kali dalam setahun dan kadang 1 kali. Mungkin kalau ada sumur bor tanam itu sangat membantu bagi para petani,” tuturnya, Senin (13/3).
Dia juga mengeluhkan, biaya produksi pertanian yang sangat tinggi. Kondisi itu dikarenakan tidak didukung oleh sarana dan prasana yang memadai untuk menuju lahan.
“Tidak ada jalan usaha tani, mohon pemerintah terkait untuk memperhatikan ini agar kami mendapat akses yang lebih mudah, sehingga bisa meningkatkan produktifitas hasil pertanian kami,” ujarnya.
Sementara itu, Plt Bupati Bangkalan, Mohni mengatakan, bahwa akan segera mencari solusi yang terbaik terhadap keluhan petani di Desa Perreng. Dia akan melakukan koordinasi dengan stakeholder untuk menyikapi permasalahan pengairan para petani.
“Kita akan mengupayakan apa yang diinginkan para petani itu agar adanya air yang berkesinambungan dan di desa ini memang jauh dari sungai,” ucapnya.
Perlu diketahui, kata Mohni, untuk pengembangan sektor pertanian, Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bangkalan, memberikan bantuan berupa mesin panen padi kepada kelompok tani (Poktan) di Desa Perreng. “Kita akan terus upayakan infrastruktur karena ada keluhan petani tadi ingin pengeboran sumur dan jalan usaha tani lebih diperbanyak,” pungkasnya. (RM/*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini