Hari Perempuan Internasional, KPS2K Lakukan Aksi Seruan di Dua Lokasi Berbeda

hari perempuan internasional KP2SK jawa timur
Sejumlah perempuan saat mengikuti peringatan Hari Perempuan Internasional 2023 di Jawa Timur. (Foto: KPS2K for MID)

maduraindepth.com – Hari Perempuan Internasional diperingati setiap tahun sebagai perayaan global untuk merayakan pencapaian perempuan dibidang sosial, ekonomi, budaya, dan politik. Hari Perempuan Internasional juga biasanya digunakan sebagai momentum untuk mendorong dan mempercepat mewujudkan kesetaraan gender di seluruh dunia.

Awal peringatan ini digelar bersamaan dengan desakan 15.000 perempuan di Benua Eropa menuntut upah yang layak dan jam kerja yang manusiawi. Namun semakin berubahnya pola pikir yang lebih setara, maka gerakan ini bergulir diseluruh lapisan perempuan sampai di perdesaan dan wilayah-wilayah terpencil dan memiliki tema yang berbeda pada setiap tahunnya.

Dikutip dari laman resmi Woman Day, bahwa tema Peringatan Hari Perempuan Internasional 2023 “DigitALL: Inovasi dan teknologi untuk kesetaraan gender“, yang diselenggarakan oleh PBB akan menyoroti perlunya teknologi dan pendidikan digital yang inklusif dan transformatif. Peringatan Hari Perempuan Internasional oleh PBB ini mengakui dan merayakan perempuan dan anak perempuan yang memperjuangkan kemajuan teknologi transformatif dan pendidikan digital.

Direktur Kelompok Perempuan dan Sumber-Sumber Kehidupan (KPS2K) Iva Hasanah menjelaskan, Hari Perempuan Internasional 2023 akan mengeksplorasi dampak kesenjangan gender digital terhadap meluasnya kesenjangan ekonomi dan sosial. Acara ini juga akan menyoroti pentingnya melindungi hak-hak perempuan dan anak perempuan di ruang digital serta mengatasi kekerasan berbasis gender yang difasilitasi oleh TIK.

Baca juga:  Kapolres Dapat Hadiah Surban dari PCNU Sampang

Mengangkat isu ini dalam kontek di Indonesia adalah sangat strategis, kondisi ini masih relate dengan isu teknologi inklusif yang menjadi tantangan pembangunan saat ini terutama pembangunan pemberdayaan perempuan. Di satu sisi, pembangunan teknologi terus melaju. Namun di sisi lain kesenjangan akses juga semakin lebar.

Perempuan, disabilitas dan kelompok marjinal menjadi kelompok yang paling terbelakang memperoleh akses teknologi dan internet. Padahal, menurut Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian (2021), 90 persen pekerjaan di masa depan membutuhkan keterampilan di bidang information and communication technology/ICT.

Laporan World Wide Web Foundation mengenai Women’s Right Online Digital Gender Gap Audit Scorecards yang dirilis pada Oktober 2022 menunjukkan bahwa perempuan memiliki kecenderungan 50 persen tidak terkoneksi daring dibandingkan laki-laki. Selain itu, sebanyak 30-50 persen cenderung tidak menggunakan internet sebagai media pemberdayaan ekonomi dan politik.

hari perempuan internasional KP2SK jawa timur
Sejumlah perempuan saat mengikuti peringatan Hari Perempuan Internasional 2023 di Jawa Timur. (Foto: KPS2K for MID)

Diterangkan, sejalan dengan data global, di Indonesia, data Susenas 2019 juga menunjukkan bahwa ada ketimpangan antara perempuan dan laki-laki dalam mengakses internet dimana laki-laki 50,50 persen dan perempuan 44,86 persen. Sedangkan dampak lain juga dari isu teknologi dan digitalisasi ini juga memicu meningkatnya angka tingkat kekerasan berbasis gender online, seperti yang disampaikan oleh Komnas Perempuan tercatat 3.838 kasus kekerasan berbasis gender yang dilaporkan sebanyak 1.721 kasus merupakan kekerasan siber berbais gender (KSBG), kasus ini meningkat 83 persen dibandingkan tahun sebelumnya. Dan berkaitan dengan KSBG ini bentuknya terbanyak berkaitan dengan mengontrol atau menekan perempuan, seperti penyebaran konten porno dan pendekatan untuk memperdaya (grooming) agar mendapatkan keuntungan seksual.

Baca juga:  Pemerintah Melakukan Penyemprotan Disinfektan Massal di Kabupaten Pamekasan

Isu teknologi digital berdampak pada dua kondisi yang saling berseberangan, antara mendorong kemajuan di segala aspek dan menimbulkan dampak negative pada kelompok-kelompok yang terpinggirkan dan rentan seperti perempuan, anak, disabilitas. Sehingga mengambil momen Internasional Women Day 2023 ini kita melakukan upaya untuk mengedukasi pada seluruh pihak baik pembuat kebijakan dan masyarakat dari segala segmen agar dapat menciptakan strategi-strategi baik yang berupa pemberdayaan maupun perlindungan terutama pada kelompok-kelompok yang tersebut di atas.

Mengatasi kesenjangan akses teknologi dan internet bagi perempuan, disabilitas dan kelompok marjinal membutuhkan berbagai upaya dan inovasi. Atas dasar poin-poin yang dipaparkan maka penting menyuarakan dan merekomendasikan agar semua pihak dapat mendorong adanya peningkatan Infrastruktur, pendidikan dan pembangunan kebudayaan untuk percepatan pembangunan teknologi dan internet. Tidak hanya itu saja tapi juga  perlu memberikan dan mengutamakan affirmative action atau perlakuan khusus bagi kelompok-kelompok yang paling tertinggal yaitu perempuan miskin, disabilitas dan kelompok marjinal agar mereka tidak semakin jauh mengalami kesenjangan karena kemajuan teknologi digitalisasi ini.

hari perempuan internasional KP2SK jawa timur
Sejumlah perempuan saat mengikuti peringatan Hari Perempuan Internasional 2023 di Jawa Timur. (Foto: KPS2K for MID)

Kegiatan ini juga dimanfaatkan untuk mengingatkan bahwa dengan meningkatnya kemajuan teknologi digitalisasi ternyata masih ada yang mengalami kesenjangan karena dianggap tidak mampu mengaksesnya dengan segala macam factor penyebab, kelompok ini yang ingin diselamatkan melalui  publikasi dan sosialisasi inovasi teknologi digital yang inklusif yaitu teknologi digitalisasi yang ramah pada kelompok perempuan, anak, disabiitas dan minoritas (sosial inklusi), Mendukung pemerintah pusat, daerah, desa untuk mewujudkan kesetaraan gender 2030 dengan memperkuat perencanaan dan penganggaran program pembangunan yang berpihak pada kelompok GEDSI, memperkuat kolaborasi semua pihak untuk meningkatkan akses pada kelompok GEDSI (Perempuan, Disabilitas, Lansia, Minoritas).

Baca juga:  BPN Bangkalan Terapkan Layanan Online di Tengah Pandemi Corona

Sedangkan kegiatan IWD ini diselenggarakan serentak pada tanggal 8 Maret 2023 di 10 wilayah yang menjadi jangkauan program INKLUSI yaitu Jawa Timur, Jakarta, Padang, Banten, Bali, Lombok, Kupang, Pangkajene Kepulauan, Mamuju, Morotai. Untuk kegiatan Peringatan Hari Perempuan Internasional di Jawa Timur, dipilih dua lokasi yakni Lumajang dan Gresik.

Sebagai penanggungjawab dalam penyelenggaraan di tingkat Jawa Timur adalah Organisasi KPS2K yang selama ini telah konsen di bidang pemberdayaan perempuan komuniitas akar rumput. KPS2K dalam peringatan IWD tahun ini juga bekerjasama dengan Pemerintah Kabupaten Gresik dan Pemerintah Kabupaten Lumajang serta pemerintah desa di 20 wilayah Sekolah Perempuan di jangkauan pendampingan programnya. (*)

Sumber: Rilis Resmi KPS2K

Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto