Oleh: Abd. Hayyi*
maduraindepth.com – Belajar adalah istilah yang digunakan dalam dunia pendidikan. Berbagai teori yang berkaitan dengan pembelajaran telah banyak dikemukakan oleh para ahli. Sebelum mengajar, terlebih dahulu kita harus tahu terlebih dahulu konsep dan definisi pembelajaran. Pembelajaran didefinisikan sebagai perolehan dan pemahaman pengetahuan, perilaku, keterampilan, atau kemampuan yang melekat melalui praktik, studi, atau pengalaman. Oleh karenanya, belajar adalah proses alami dan berkelanjutan yang kita lakukan setiap saat sepanjang hidup kita.
Dengan menjadi guru bukan berarti kita berhenti belajar. Sebagai seorang muslim, kita dianjurkan untuk belajar sepanjang hayat. Belajar tidak boleh dimaknai harus mengikuti pendidikan dan pelatihan (diklat). Belajar itu dapat dilakukan setiap saat. Dengan membaca, mencari tahu, dan meningkatkan keterampilan mengajar kita. Melalui belajar itu tandanya kita mencintai dan menekuni profesi kita sebagai guru.
Ada beberapa jenis pembelajaran, diantaranya pembelajaran bermakna berdasarkan teori pembelajaran yang dikembangkan oleh David Ausubel, psikolog Amerika. David Ausubel adalah seorang psikolog dan ahli pendidikan dengan aliran konstruktivistik. Dia adalah pencipta teori pembelajaran bermakna, yang merupakan bagian dari aliran konstruktivistik sebagai pembelajaran relasional.
Lima Prinsip Pembelajaran Menurut Shuell (1992):
1. Aktif : Pelajar harus terlibat secara kognitif dengan informasi yang disajikan menggunakan metode belajar yang tepat.
2. Konstruktif : Siswa menemukan dan mencari pengetahuannya.
3. Kumulatif : Informasi baru dibangun di atas informasi lama, bukannya diganti atau disimpan secara terpisah.
4. Mandiri : Pembelajaran yang bermakna adalah proses mandiri. Siswa harus melakukan dan mengatur proses belajar mereka sendiri serta membuat keputusan tentang bagaimana mengatur model mental.
5. Berorientasi pada tujuan : Hasil pembelajaran harus dicapai oleh siswa.
Pembelajaran Bermakna Bukan Hafalan
Dalam pembelajaran bermakna terdapat hubungan antara pengetahuan siswa sebelumnya dan pengetahuan yang baru diperoleh. Sedangkan hafalan tidak perlu pemahaman. Untuk menghubungkan materi yang diperoleh dengan pengetahuan atau pengalaman sebelumnya dibutuhkan pemahaman. Ini akan memungkinkan siswa tertarik untuk terus belajar sepanjang hidup mereka.
Pembelajaran bermakna mengacu pada pemahaman yang lengkap tentang pengetahuan yang dipelajari. Sebuah pembelajaran bisa bermakna jika pengetahuan yang diperoleh siswa atau pengalaman belajar siswa terdapat hubungan dengan kehidupan mereka. Oleh karenanya, agar pembelajaran kita bermakna, penting bagi kita bertanya ‘mengapa’ sebelum memulai pelajaran. Mengapa siswa perlu belajar materi ini? Mengapa kita menggunakan metode mengajar ini?
Mengapa menggunakan media ini? Dari beberapa pertanyaan itu mengarah pada satu jawaban yaitu terdapat hubungan dengan kehidupan siswa. Jika tidak, siswa mungkin kekurangan motivasi untuk belajar.
Pembelajaran bermakna bersifat aktif, konstruktif, dan tahan lama di memori anak. Siswa harus merasakan bahwa pengetahuan yang dipelajari itu bermanfaat dan tidak hanya dengan menghafalnya. Mereka harus memahami pengetahuan yang diperolehnya. Untuk mewujudkannya membutuhkan metode belajar aktif. Tugas guru sebagai fasilitartor mendorong dan memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengkonstruksi pengetahuannya. Termasuk juga menghubungkan pengetahuan baru yang akan dipelajari dengan pengetahuan yang dimiliki siswa sebelumnya.
Tiga Cara Menghadirkan Pembelajaran Bermakna
1. Materinya bermakna
Jadikan kontennya bermakna sebanyak mungkin. Hal ini dapat dicapai ketika siswa diberikan kesempatan untuk melakukan aktivitas pembelajaran dengan pengalaman kehidupan nyata. Misalnya ketika kita akan mengajar materi denah, jangan gunakan denah yang terdapat di buku teks pelajaran. Berikan contoh denah yang ada di sekitar siswa. Artinya kita perlu mengadaptasi materi yang ada di buku teks dengan situasi dan kondisi yang ada di sekitar siswa.
Jadikan materinya penting untuk dipelajari. Ketika siswa melihat bahwa materi yang mereka pelajari dapat berdampak langsung, mereka akan belajar dengan bersungguh-sungguh. Jadikan materinya relevan. Caranya, materi harus disajikan dengan mempertimbangkan pengetahuan awal siswa. Gunakan analogi, metafora, dan contoh praktis yang memungkinkan siswa menghubungkan materi dengan pengetahuan yang sudah mereka miliki.
Jika materinya relevan dan menarik akan meningkatkan pemahaman belajar siswa. Di era digital saat ini, penayangan video melalui YouTube juga dapat menciptakan pengalaman belajar baru yang menarik. Materi bermakna juga harus diikuti dengan penilaian yang bermakna.
Jika kita harus menyajikan materi yang mungkin dianggap asing oleh siswa, seorang guru yang hebat harus dapat menginspirasi kepada siswa untuk melihat relevansinya. Awali dengan mengaitkan materi yang dianggap asing itu dengan dunia nyata siswa. Memulainya dengan memanfaatkan konflik, kejutan, cerita, misteri, teka-teki, dan lain-lain. Cara ini akan menghasilkan minat belajar siswa sekaligus membantu membangun keinginan siswa untuk mengetahui.
Jangan lupa untuk menyampaikan tujuan pembelajaran yang hendak dicapai ketika memulai pelajaran. Tujuan pembelajaran bermanfaat untuk membantu siswa mengetahui apa yang hendak dicapai. Dengan siswa memahami tujuan pembelajaran yang hendak dicapai, siswa memahami pengetahuan-pengetahuan yang harus mereka penuhi dalam pembelajaran.
2. Menggunakan pendekatan yang berpusat pada siswa
Pendekatan yang berpusat pada siswa yaitu mengajak siswa lebih terlibat dalam pembelajaran. Hal ini memungkinkan mereka memiliki pemahaman yang lebih baik tentang tujuan pelajaran dan lebih terikat pada hasil pembelajaran. Tugas guru adalah sebagai fasilitator. Selanjutnya siswalah yang berupaya menemukan sendiri pengetahuannya. Pancing mereka dengan pertanyaan terbuka dan menantang. Ciptakan kolaborasi siswa dan bekerja kelompok. Berikan mereka tugas yang memungkinkan mereka merefleksikan apa yang telah mereka pelajari.
Partisipasi aktif siswa dalam proses pembelajaran dapat menciptakan makna dan minat. Ketika siswa terlibat dalam aktif dalam pembelajaran, pemahaman mereka tentang materi pelajaran akan tumbuh secara nyata dan dapat membuat persepsi kepada siswa mengapa materi ini penting dan berdampak bagi mereka.
Pembelajaran yang berpusat pada siswa memberi siswa kesempatan untuk memutuskan dua hal: materi apa yang mereka pelajari dan bagaimana mereka mempelajarinya. Dalam pembelajaran yang berpusat pada siswa, guru berfungsi sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa menemukan dan mencari sendiri pengetahuannya. Sumber belajar yang digunakan tidak terbatas hanya yang ada di ruang kelas. Siswa bisa mendapatkan informasi dari berbagai sumber seperti perpustakaan atau internet.
Metode pembelajaran yang berpusat pada guru, masih diadopsi oleh sebagian besar pendidik saat ini. Banyak guru menempatkan diri sebagai pusat sumber pembelajaran. Artinya guru sebagai orang yang paling aktif di kelas, sementara siswa bertindak sebagai penerima informasi yang pasif.
Ada banyak metode pembelajaran berpusat pada siswa yang dapat digunakan. Misalnya Pembelajaran Berbasis Proyek (PBL). PBL dapat dianggap sebagai tren yang berkembang di kalangan pendidik. Selain sangat kolaboratif, metode ini memungkinkan siswa untuk berpartisipasi dalam kegiatan langsung yang dapat mereka bentuk sendiri. Yang dilakukan guru hanyalah memberi siswa pertanyaan yang menantang dan terbuka, yang dapat mereka persempit dan membuat proyek unik. Libatkan siswa baik secara intelektual maupun fisik.
3. Rayakan dan promosikan keberhasilan siswa
Merayakan keberhasilan siswa adalah salah satu motivasi yang efektif. Sungguh menakjubkan dampaknya ketika keberhasilan siswa dirayakan dan diberi penghargaan atas pencapaian mereka (sekecil apa pun). Merayakan keberhasilan dapat menjadikan siswa merasa dihargai dan membangkitkan semangat untuk melakukan lebih dari yang diharapkan. Merayakan keberhasilan siswa dapat dilakukan dengan misalnya memberikan piagam, membuat acara ceremonial, memberi hadiah, menampilkan karya siswa di kelas, atau memberikan pujian.
Jangan pelit dalam memberikan pujian kepada siswa yang berhasil dengan pekerjaanya. Pujian ketika disampaikan secara efektif, memberikan motivasi kepada siswa untuk terus melakukan pekerjaan hebat. Namun, ketika memberikan pujian kepada siswa harus dilakukannya dengan tepat. Pujian yang memotivasi harus tulus, spesifik memuji prilaku tertentu, dan realistis.
Selain itu, mempromosikan karya yang telah diselesaikan siswa juga sebagai bentuk pengakuan keberhasilan siswa. Hal ini sangat bermanfaat bagi siswa dalam meningkatkan produktivitas siswa dalam berkarya. Promosi itu dapat dilakukan melalui penggunaan media sosial. Mempromosikan karya siswa dapat membangun kepercayaan diri mereka.
Cara lain dalam mempromosikan karya siswa adalah dengan mengabarkan kepada orang tua siswa. Orang tua siswa tidak hanya dikabarkan ketika anaknya bermasalah di sekolah. Tetapi menelepon orang tua untuk memberikan pujian kepada anaknya adalah cara yang menyenangkan untuk mempromosikan keberhasilan siswa. Ini adalah sentuhan motivasi tambahan bagi siswa untuk terus mencapai tujuan mereka.
Konsep atau teori belajar bermakna adalah bahwa pengetahuan yang dipelajari benar-benar dipahami dan dapat dihubungkan dengan pengetahuan lain yang telah diketahui sebelumnya, untuk membantu pemahaman lebih lanjut. Pembelajaran yang bermakna sering dikontraskan dengan pembelajaran hafalan, sebuah metode di mana informasi dihafal kadang-kadang tanpa unsur pemahaman atau hubungan dengan objek atau situasi lain.
Ada banyak metode pembelajaran yang dapat digunakan untuk mengaktualisasikan pembelajaran bermakna. Pembelajaran bermakna termasuk pembelajaran aktif, pembelajaran yang berpusat pada siswa, dan pembelajaran integratif. [*]