maduraindepth.com – Di Kabupaten Sampang angka putus sekolah masih relatif tinggi. Karena itu, Dewan Pendidikan setempat gencar memvalidasi jumlah angka putus sekolah ke tiap kecamatan. Tujuannya agar Indeks Pembangunan Manusia (IPM) bisa lebih meningkat.
Berdasarkan data sensus pada tahun 2021 menunjukkan bahwa 37,56 persen anak usia 15 tahun ke atas tidak lulus pendidikan sekolah dasar (SD) atau sederajat. Sementara 33,35 persen lainnya pernah bersekolah dan lulus SD. Adapun anak yang melanjutkan ke jenjang sekolah menengah pertama (SMP) atau sederajat sebanyak 14,58 persen dan jenjang sekolah menengah atas (SMA) atau sederajat hanya 2,10 persen.
Ketua Dewan Pendidikan Kabupaten Sampang, Achmad Mawardi mengatakan, data itu menunjukkan bahwa masih banyak anak yang putus sekolah dan tidak melanjutkan ke jenjang yang lebih tinggi. Sebab itu, pihaknya mengaku membangun koordinasi dengan camat, lurah dan kepala desa. Sehingga data angka putus sekolah di Kota Bahari ini terdata dengan valid.
“Kami sebelumnya telah menugaskan 11 anggota melakukan pemetaan, mereka diberi tugas dan tanggungjawab melakukan koordinasi lintas sektoral,” terangnya saat dikonfirmasi, Jumat (10/3).
Dia menjelaskan, keberhasilan pendidikan membutuhkan partisipasi dari semua pemangku kepentingan, baik pemerintah maupun non pemerintah. Mulai dari langkah perencanaan, pelaksanaan, pengawasan, hingga evaluasinya.
“Strategi peningkatan IPM di Sampang membutuhkan keterlibatan stakeholder, perbaikan dimensi dan indikator IPM ini tidak bisa dicapai dengan program dan aktor tunggal,” ungkapnya.
Dia menambahkan, untuk memaksimalkan gerakan ini, perlu menggandeng sejumlah Ormas untuk terlibat langsung membentuk Program Kegiatan Belajar Mengajar (PKBM) dan mengajar langsung warga Sampang yang putus sekolah. “Perlu lebih dimaksimalkan sinergitas antar level pemerintah dan OPD, serta kolaborasi antar pelaku pembangunan, sehingga indeks pendidikan di Kota Bahari meningkat lagi,”pungkasnya. (Alim/MH)