Survei Lokasi, Markanji: Manfaat Embung Sangat Besar Bagi Masyarakat

Anggota Komisi III DPRD Sampang Markanji saat survei lokasi yang akan dibangun embung di dusun Arnih Barat, Desa Gunung Rancak, Robatal, Kamis 25 Oktober 2019. (AW/MI)

maduraindepth.com – Anggota Komisi III DPRD Sampang Markanji meninjau lokasi yang akan dibangun embung di Dusun Arnih Barat, Desa Gunung Rancak, Kecamatan Robatal, Kabupaten Sampang. Kedatangan politisi Partai Nasdem ini disambut sejumlah tokoh dan masyarakat setempat.

Kepada maduraindepth.com Markanji menyampaikan, kedatangannya ke lokasi untuk melihat langsung lokasi yang akan dibangun embung sekaligus ingin memastikan apakah keberadaan embung dibutuhkan masyarakat atau tidak.

“Kemarin rencana pembangunan embung ini disampaikan oleh dinas terkait kepada kami di komisi III. Makanya saya survei, apakah proyek ini bermanfaat atau tidak bagi masyarakat setempat,” ujar anggota Banggar DPRD Sampang tersebut, Jum’at (25/10/2019).

Markanji menjelaskan, biaya pembebasam lahan proyek tersebut menelan biaya 1,5 milyar. Dengan dana sebesar itu, beberapa anggota dewan komisi 3 mempertanyakan pemanfaatan embung tersebut, bahkan sebagian ada yang kurang menyetujui.

“Kemarin saya sampaikan, karena ini masuk dapil saya maka akan saya survei. Masalah tidak bermanfaat dan bermanfaat tunggu saya datang dari lokasi,” terangnya.

Setelah melihat lokasi dan mendengarkan aspirasi masyarakat setempat, Markanji mengatakan bahwa di lokasi tersebut memang layak dibangun embung, karena memiliki potensi untuk menanggulangi bencana kekeringan.

“Pemanfaatannya sangat besar bagi masyarakat sekitar, terutama pada saat musim kemarau,” tegasnya.

H Syakur, tokoh masyarakat desa Gunung Rancak mengaku bahwa masyarakat di desanya sangat membutuhkan embung. Menurutnya, jika embung tersebut terealisasi, akan mengatasi masalah kekeringan di selama tujuh sampai delapan bulan dapat diatasi.

Baca juga:  Angkat Tema Jurnalisme Lingkungan, SKK Migas - KKKS Jabanusa Undang 44 Media

“Disini potensinya besar, karena lapisan di bawahnya adalah bebatuan,” ucap Syakur sambil menunjukkan lokasi sungai bebatuan yang sudah kering.

Dia menambahkan keberadaan embung sangat mendesak apalagi saat musim kemarau seperti sekarang. Sebab, banyak warga yang terpaksa membeli air tangki dengan mengeluarkan biaya sekitar Rp 450 ribu sampai Rp 500 ribu per tangki.

“Karena untuk meminta air ke warga tidak mungkin. Hampir semua sumur sekarang kering,” tuturnya.

Pihaknya berharap embung yang diusulkan oleh masyarakat di desanya segera direalisasikan, karena pemanfaatannya sangat besar terutama pada saat kemarau.

“Harapan kami kepada pemerintah terutama kepada bapak dewan yang terhormat agar usulan pembangunan embung ini secepatnya disetujui dan direalisasikan,” harapnya. (AW)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto