Opini  

Pemilih Pemula: Potensi dan Tantangan dalam Pilkada Sampang 2024

Faizah merupakan pelajar kelas XII IPA SMA Nazhatut Thullab Sampang
Oleh: Faizah*

maduraindepth.com – Pemilih pemula adalah mereka yang baru pertama kali menggunakan hak pilih dalam pemilihan umum. Kelompok ini terdiri dari masyarakat muda yang telah memenuhi syarat untuk memilih. Ada dua kelompok utama dalam kategori pemilih pemula. Pertama, Generasi Z yang lahir sekitar tahun 1997 hingga awal 2010-an. Kedua, generasi milenial muda.

Pemilih pemula memiliki posisi strategis sebagai sasaran kampanye politik. Sebab jumlahnya yang besar dapat sangat mempengaruhi hasil pemilihan, termasuk di Pilkada Kabupaten Sampang.

Pada tahun 2024, mayoritas pemilih pemula berusia 17-21 tahun. Mereka didominasi oleh pelajar, lulusan SMA dan mahasiswa yang sebagian besar sedang memasuki angkatan kerja. Di Kabupaten Sampang, jumlah daftar pemilih pemula mencapai 58 persen dari keseluruhan pemilih terdaftar. Data dari Komisi Pemilihan Umum (KPU) juga mencatat bahwa 31,23 persen dari total pemilih pada Pemilu 2024 adalah pemilih muda berusia di bawah 30 tahun, yang sebagian besarnya merupakan pemilih pemula.

Pengaruh Pemilih Pemula dalam Pilkada Sampang

Pemilih pemula memiliki peran penting dalam menentukan suara pada Pilkada. Berdasarkan data KPU, komposisi pemilih Pemilu 2024 dilihat dari generasi menunjukkan bahwa Generasi Z dan milenial bersama-sama menyumbang sekitar 56,45 persen dari total pemilih. Hal ini memperlihatkan besarnya potensi suara pemilih muda yang dapat memengaruhi hasil Pilkada Sampang. Selain itu, karakteristik generasi ini yang cenderung aktif dalam menggunakan media sosial menjadikan mereka sasaran empuk bagi kampanye digital.

Baca juga:  Grup Firqoh Abu Turob Prajjan Ramaikan Pengukuhan Tim Pemenangan Jimad Sakteh

Namun, literasi politik pemilih pemula masih menjadi tantangan. Pendidikan politik sangat dibutuhkan untuk meningkatkan pemahaman mereka tentang pemilu, memperluas wawasan, dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya proses demokrasi. Dengan literasi yang baik, pemilih pemula dapat lebih memahami keputusan politik mereka, menghindari godaan politik uang, menghindari politik identitas, dan menjadi warga negara yang aktif dan kritis dalam memperkuat demokrasi.

Tantangan dan Faktor Penentu Partisipasi Pemilih Pemula di Pilkada Sampang

Meskipun potensial, partisipasi pemilih pemula di Kabupaten Sampang masih relatif rendah yang sebagian besar dipengaruhi oleh kesadaran politik yang kurang. Beberapa faktor berikut menjadi pertimbangan yang memengaruhi keputusan mereka dalam memilih:

  1. Latar Belakang Pendidikan
    Latar belakang pendidikan yang rendah dapat menyebabkan pemilih memilih secara impulsif, tanpa mempertimbangkan rekam jejak atau komitmen kandidat terhadap rakyat. Mereka cenderung memilih berdasarkan kesamaan daerah, suku, agama, atau pertimbangan keluarga, bahkan karena iming-iming uang. Sebaliknya, pemilih dengan pendidikan lebih tinggi cenderung menilai kualitas kepemimpinan dan kemampuan calon untuk menyelesaikan masalah, serta lebih selektif dalam menelusuri informasi tentang calon yang akan dipilih.
  2. Pengaruh Tokoh Panutan
    Di Kabupaten Sampang, pilihan politik sebagian besar pemilih sering kali didasarkan pada pengaruh tokoh panutan, seperti kyai. Figur kyai sangat dihormati dan dianggap memiliki pemahaman mendalam tentang nilai-nilai agama dan sosial, termasuk preferensi politik. Banyak pemilih cenderung mendukung calon tertentu karena calon tersebut adalah keturunan atau memiliki hubungan dengan kyai yang menjadi panutan keluarga atau komunitas mereka.
  3. Pengaruh Media Sosial
    Berbeda dengan pemilih yang tinggal di luar lingkungan pesantren, banyak pemilih pemula di Sampang menggunakan media sosial untuk mengakses informasi politik. Generasi Z dan milenial yang akrab dengan dunia digital sering kali terpengaruh oleh tren media sosial dan tidak selalu menganalisis secara kritis kandidat yang mereka pilih. Hal ini menjadi tantangan, terutama di era digital di mana berita palsu sangat mudah tersebar. Pemilih pemula harus lebih bijak dalam menyaring informasi di media sosial, memverifikasi sumber, dan menghindari menyebarkan informasi yang tidak valid.
Baca juga:  Urgensi Budaya "Ase-Bherse" Menjelang Bulan Ramadhan

Pentingnya Pendidikan Politik bagi Pemilih Pemula

Pendidikan politik yang memadai sangat diperlukan agar pemilih pemula dapat memahami nilai dari hak pilih mereka. Hak suara merupakan hak yang sangat berharga, dan setiap pemilih pemula memiliki peran penting dalam menentukan arah kebijakan dan masa depan daerah. Dengan menggunakan hak pilih mereka, pemilih pemula turut serta dalam membangun masyarakat yang lebih baik, sesuai dengan nilai dan harapan mereka. Penting bagi pemilih pemula untuk memahami bahwa pemilu bukanlah sekadar ajang kontestasi, melainkan proses demokrasi yang harus dihormati, termasuk menghargai perbedaan pendapat.

Para pemilih pemula perlu dibimbing untuk memahami bahwa pilihan mereka akan berdampak langsung pada kebijakan daerah, termasuk isu-isu sosial, ekonomi, dan kesejahteraan masyarakat. Dengan demikian, penting untuk mempertimbangkan visi, misi, serta integritas dari para calon sebelum membuat keputusan. Pemerintah dan berbagai pihak terkait sebaiknya aktif dalam mengadakan program literasi politik, baik melalui seminar, diskusi, atau kampanye digital yang menarik bagi generasi muda.

Kesimpulan

Pemilih pemula memegang peranan signifikan dalam Pilkada Sampang 2024. Dengan jumlah yang besar dan karakteristik yang unik, mereka memiliki kekuatan untuk memengaruhi hasil pemilihan. Namun, tanpa pendidikan politik yang baik, potensi mereka dapat terdistorsi oleh berbagai pengaruh, mulai dari figur panutan hingga tren di media sosial. Dengan pendidikan politik yang memadai dan sikap kritis, pemilih pemula dapat menjadi kekuatan pendorong dalam membangun demokrasi yang lebih sehat dan adil di Kabupaten Sampang.

Baca juga:  Paslon Jimad Sakteh Paparkan Visi Misi di Debat Pertama Pilkada Sampang

Hak suara adalah kesempatan untuk berkontribusi bagi masa depan daerah, dan setiap suara yang dipilih dengan bijak dapat membawa perubahan nyata bagi masyarakat. (*)

*Penulis merupakan pelajar Kelas XII IPA SMA Nazhatut Thullab Sampang

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *