banner 728x90
Opini  

Belajar dari Thomas Edison: Gagal Ribuan Kali? Santuy Aja!

Muhlis YZ
Muhlis YZ merupakan anak desa yang kebetulan jadi jurnalis. (Foto: Dok. MID)

maduraindepth.com – Kita semua pasti pernah denger nama Thomas Alva Edison, si bapak lampu yang bikin dunia terang. Tapi, kamu tau gak sih kalau sebelum jadi “Dewa Cahaya”, dia tuh langganan gagal — kayak sinyal WiFi hasil nebeng rumah tetangga.

Edison lahir tahun 1847 di Ohio, Amerika Serikat. Sejak kecil, dia tuh beda. Gurunya bilang dia anak bodoh (serius!). Tapi nyokapnya gak terima anaknya dibilang begitu, langsung cabut dari sekolah dan ngajarin sendiri di rumah. Ini bukti kalau kadang, mama memang lebih tahu dari sistem pendidikan formal.

Edison kecil bukan anak rajin yang diem baca buku sambil dengerin lo-fi di pojokan. Dia anak penasaran yang suka bongkar-bongkar barang di rumah. Kalau sekarang, mungkin dia tipe bocah yang ngoprek laptop sampai keyboard lepas semua.

Tapi justru dari rasa penasaran itulah, dia tumbuh jadi penemu yang produktif banget. Edison punya lebih dari 1.000 paten penemuan! Bukan 10. Bukan 100. Seribu, bro! Kalo kamu masih struggling ngerjain satu tugas kuliah aja, ya santai aja dulu — belum tentu kamu harus bikin lampu juga.

Salah satu kisah legendarisnya adalah waktu dia berusaha menciptakan bola lampu pijar. Dia mencoba ribuan kali. Banyak orang nyinyir, bilang dia tuh gagal terus. Tapi Edison santai, dia bilang:

Baca juga:  Jaga Marwah MBG di Sampang, Guru Jangan Dibungkam

“Saya tidak gagal. Saya hanya menemukan 10.000 cara yang tidak berhasil.”

Coba deh kamu pake mindset itu waktu ditolak doi. “Aku bukan ditolak… aku cuma menemukan satu orang lagi yang bukan jodohku.” Eaaa~

Gagal itu biasa. Bahkan wajib, kalau kamu pengen sukses. Edison gak tiba-tiba jenius. Dia kerja keras, gak takut salah, dan yang paling penting: gak gampang baper sama kegagalan.

Bayangin kalau Edison berhenti waktu gagal ke-100. Kita mungkin sekarang masih makan malam pake lilin… bukan karena romantis, tapi karena nggak ada lampu!

Pelajaran dari Edison buat kita, para pemuda milenial dan Gen Z yang hidup di tengah gempuran konten “sukses di usia 25”: gagal itu bukan kutukan, tapi proses. Jangan buru-buru pengen berhasil kalau kamu belum siap belajar dari jatuh bangun.

Jadi, kalau sekarang kamu merasa hidupmu masih gelap — tenang, mungkin kamu cuma belum nemu “lampu” kamu aja. Terus nyoba. Terus belajar. Terus nanya. Siapa tau, kamu adalah Edison berikutnya… versi yang main TikTok. (*)

Disclaimer: Tulisan ini ditulis dengan nada jenaka dan tidak menggunakan kata baku agar bisa lebih dekat dengan audiens.

banner 728x90

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *