maduraindepth.com – Pasar tradisional Ki Lemah Duwur (KLD) Bangkalan semakin sepi pembeli. Hal tersebut dikeluhkan para pedagang pasar terbesar di Kota Dzikir dan Shalawat itu.
Ketua Paguyuban Pasar KLD Bangkalan, Lukman menyampaikan, sejak tahun 2019 lalu hingga saat ini pasar KLD sepi pembeli. Terutama sejak pandemi Covid-19 melanda selama sekitar 2 tahun. Selain itu, pasar tradisional tersebut dibiarkan kumuh tanpa ada perawatan.
“Saya minta pasar liar yang ada di central kota itu bisa dihapus, kan aneh dulu kita ada di central kota malah disingkirkan di pinggiran kota,” tuturnya, Rabu (25/1).
Tidak hanya itu, kata Lukman, penarikan retribusi pedagang di pasar KLD juga dinaikkan Rp 500 dan Rp 1.000 untuk lapak. Namun dia mengaku tidak mempermasalahkan kenaikan itu. Tetapi, harus ada penataan kembali dan pembersihan pasar, agar minat pengunjung bertambah.
“Dahulu bus pariwisata saja masuk ke sini, tetapi sekarang banyak pedagang yang tumpah hingga ke parkiran, jadi pasar terlihat amburadul,” keluhnya.
Romli, salah satu pedagang baju menyatakan keberatan atas naiknya retribusi yang ditetapkan pemerintah. Sebab, lapak yang dimiliki sepi akan pembeli sejak beberapa tahun terakhir.
“Sepi, sejak 4 tahun ke belakang, sudah tidak ada pembeli, hanya dapat 3 sampai 4 baju yang terjual setiap harinya,” ucapnya.
Sementara itu, Kepala Bidang (Kabid) Pasar Dinas Perdagangan (Disdag) Bangkalan, Dennis Pribadi mengatakan, perbaikan infrastruktur pasar butuh dana yang besar. Menurut dia, banyak yang harus menjadi fokus instansinya, seperti pasar-pasar kecil di kecamatan juga butuh perhatian.
“Saya termasuk baru masuk di Disdag Bangkalan. Memang itu sudah terfikirkan oleh saya. Tetapi kita juga butuh anggaran yang cukup untuk penataan dan sebagainya,” tukasnya. (RM/*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya Di Sini