Oleh: Abd. Hayyi*
maduraindepth.com – Bullying adalah perilaku agresif yang disengaja dan melibatkan ketidakseimbangan kekuatan. Perilaku bullying dapat berupa fisik, atau verbal. Laki-laki mungkin menggertak orang lain karena merasa lebih kuat secara fisik. Perempuan sering mengucilkan orang lain karena merasa lebih pintar. Bullying tidak sama dengan konflik. Ini adalah situasi yang tidak seimbang di mana satu anak merasa memiliki kekuatan lebih dari yang lain dan menggunakan kekuatan itu untuk mengintimidasi, mempermalukan, dan melukai siswa lainnya.
Bullying bisa terjadi di mana-mana; di sekolah, dan bahkan di tempat kerja. Saat ini, bullying bisa terjadi di media sosial melalui komentar-komentar yang mengucilkan dan merendahkan orang lain. Media sosial seperti grup WhatsApp, YouTube, Instagram, Facebook, dan yang semacamnya memungkinkan penggunanya mengirim pesan yang menyakitkan bagi orang lain.
Bullying bisa terjadi kepada siapa saja. Anak-anak kepada anak-anak, laki-laki kepada perempuan atau perempuan kepada laki-laki, orang dewasa kepada anak-anak atau anak-anak kepada orang dewasa, dan bahkan orang dewasa kepada orang dewasa. Seseorang yang di-bully biasanya kesulitan membela dirinya sendiri dan tidak melakukan apa pun untuk “membalas” bullying.
Bullying menyebabkan cedera atau ketidaknyamanan orang lain. Bullying dapat berupa kontak fisik, kata-kata, atau tindakan yang menyinggung perasaan orang lain. Mencegah dan menghentikan bullying di sekolah melibatkan komitmen untuk menciptakan lingkungan yang aman sehingga anak-anak dapat berkembang secara sosial dan akademis, tanpa rasa takut.
Bullying dapat terjadi karena beberapa hal. Pertama, ketidakseimbangan kekuatan: Anak-anak melakukan bullying menggunakan kekuatan mereka, seperti kekuatan fisik atau punya akses untuk mengadu ke orang lain yang lebih kuat. Kedua, terbiasa melakukan; kebiasaan anak melakukan tindakan seperti membuat ancaman, menyerang seseorang secara fisik atau verbal, dan mengucilkan seseorang dari suatu kelompok dengan sengaja.
Jenis Bullying
1. Bullying Verbal
Bullying verbal yaitu mengatakan atau menulis hal-hal yang jahat. Seperti, menggoda, menyebut nama orang tua anak, komentar seksual yang tidak pantas, mengejek, meremehkan, dan mengancam.
2. Bullying Sosial
Bullying sosial yaitu merusak reputasi atau hubungan seseorang. Contoh, menjauhi temannya dengan sengaja, memberitahu anak-anak lain untuk tidak berteman dengan seseorang, menyebarkan gosip tentang seseorang, mempermalukan seseorang di depan umum.
3. Bullying Fisik
Bullying fisik yaitu menyakiti tubuh atau harta benda seseorang. Misalnya, memukul, menendang, mencubit, meludah, mendorong, mengambil atau menghancurkan barang seseorang, dan membuat gerakan tangan yang kejam atau kasar.
Ketika terjadi bullying di kelas, ini dapat berdampak pada seluruh kelas, bukan hanya korbannya. Bagi siswa yang lain, ruang kelas terasa seperti tempat yang tidak aman, bahkan walaupun mereka tidak menjadi korban pelaku bullying. Mereka tidak hanya mengalami ketakutan dan tekanan emosional, tetapi mereka juga mungkin mengalami kesulitan berkonsentrasi.
Sebagai guru, kita memiliki tanggung jawab untuk menciptakan lingkungan yang aman dan sehat di sekolah kita, yaitu lingkungan yang melindungi setiap siswa dari bullying. Mencegah dan menghentikan bullying di sekolah sangat penting bagi para guru sebagai pendidik.
Hal-hal yang Dapat Dilakukan untuk Menciptakan Lingkungan yang Aman
1. Sosialisasi
Sampaikan kepada anak bahwa bullying adalah tindakan kejahatan. Beri tahu mereka bahwa orang-orang bisa terkucil bahkan ada yang sampai bunuh diri akibat selalu di-bully oleh temannya. Tanamkan rasa empati dan kecerdasan emosional kepada siswa. Pastikan siswa kita mengetahui konsekuensi dari mem-bully orang lain di sekolah. Buat aturan yang jelas dan beri tahu mereka bahwa tindakan bullying tidak ditoleransi dan akan diberikan sanksi.
2. Pengawasan Ketat
Bullying bisa terjadi di mana saja, seperti kamar mandi, halaman, kantin sekolah, bahkan dalam perjalanan siswa berangkat atau pulang. Anak-anak yang suka mem-bully sering tahu di mana guru berada dan akan menunggu sampai keadaan aman untuk mengincar siswa lain. Oleh karenya jika ada siswa yang melihat bullying, minta segera melaporkan kepada guru.
Pastikan siswa yang melaporkan itu aman dan siswa yang mem-bully pasti diproses dan ditindaklanjuti. Tidak ada siswa yang mau dicap sebagai pengadu. Karenanya beri tahu bagaimana cara membuat aduan. Pastikan tidak ada kesempatan bagi siswa untuk mem-bully orang lain.
3. Libatkan Orang Tua
Libatkan orang tua dalam program pencegahan bullying. Dorong orang tua untuk mendukung aturan sekolah dalam mencegah terjadinya bullying. Tingkatkan kesadaran orang tua melalui pertemuan bulanan, triwulan, semester, dan atau atau bisa juga melalui media sosial. Jika orang tua melaporkan terjadinya bullying, pastikan untuk segera menyelidikinya. Cobalah bermitra dengan orang tua untuk mengurangi bullying.
4. Cegah Dominasi Kelompok
Salah satu cara untuk mencegah terbentuknya dominasi kelompok sosial di kelas adalah dengan mengatur pembagian kelompok ketika mereka memiliki tugas kelompok. Jangan izinkan anak-anak untuk memilih kelompok mereka sendiri karena ini membuka pintu peluang terjadinya bullying. Ini juga memungkinkan salah satu kelompok merasa lebih kuat, dan menciptakan peluang bagi anak-anak untuk mengucilkan orang lain. Buatlah kelompok secara berbeda dan acak dalam setiap pembagian tugas kelompok.
5. Bangun Semangat Kekeluargaan
Tumbuhkan rasa kebersamaan di kelas dan sekolah. Ketika siswa merasa menjadi bagian dari keluarga, sekolah dapat mengurangi terjadinya bullying dan memperbaiki iklim sekolah. Buatlah siswa merasa satu keluarga di sekolah mereka, dengan teman mereka, dan dengan guru mereka. Ciptakan suasana tim di mana setiap orang merasa menjadi bagian dari mereka dan siswa belajar untuk saling mendukung.
6. Atasi segera
Ketika kita menemukan bullying, atasi segera. Jangan sepelekan terjadinya bullying. Jika terjadinya bullying disepelkan, sama saja kita mengatakan bahwa terjadinya bullying itu baik. Ketika kita mengabaikan terjadinya bullying, anak-anak cenderung merasa tidak aman di sekolah dan terjadinya bullying kemungkinan akan meningkat. Pelaku bullying mengharapkan korbannya tetap diam. Karenanya panggil mereka, dan atasi segera.
7. Awasi
Mengawasi pelaku bullying dan korban merupakan langkah penting untuk memastikan tidak lagi terjadi bullying. Perhatikan bagaimana mereka berinteraksi di kelas. Awasi mereka pada saat istirahat dan perhatikan apa yang terjadi. Mengamati bagaimana siswa berinteraksi satu sama lain akan membantu mencegah terjadinya bullying berulang lagi.
Mengambil langkah-langkah untuk mencegah terjadinya bullying itu memastikan kita serius dalam menjadi pendidik. Jangan sepelekan segala bentuk yang mengakibatkan terjadinya bullying. Menutup mata terhadap bullying menyebabkan siswa kehilangan kepercayaan kepada kita sebagai pendidik maupun sebagai pribadi.
Sekolah dan ruang kelas harus menawarkan siswa lingkungan belajar yang aman. Guru perlu selalu mengingatkan siswa bahwa bullying itu dilarang dan perilaku tersebut akan memiliki konsekuensi. Cegah bullying sebelum terjadi. Didiklah siswa kita tentang bullying. Ada kemungkinan anak tidak tahu apa yang mereka lakukan itu ternyata adalah bullying dan menyakitkan orang lain. Sampaikan juga kepada siswa bahwa bullying dapat menimbulkan konsekuensi hukum. [*]