Opini  

Revolusi Industri 4.0 Mencengkeram Generasi Muda?

Moh. Nuruddin, Mahasiswa IAINATA.
Oleh: Moh. Nuruddin*

“Kita belum hidup dalam sinar bulan purnama, kita masih hidup di masa pancaroba, tetaplah bersemangat elang rajawali” – Ir. Soekarno –

Peradaban bangsa ini merupakan karya-karya akumulatif dari antar generasi, perjalanan sejarah bangsa ini juga tidak lepas dari peran penting pemuda Indonesia dari berbagai pelosok negeri untuk memperjuangkan kemerdekaan Republik ini. Kini narasi sebutan yang mainstream bagi generasi muda dikenal dengan sebutan generasi milenial, keren memang tapi entah siapa yang berhasil mencetuskan istilah ini.

banner auto

Namun pertanyaan kerap kali muncul dibenak publik (masyarakat) bahwa kehadiran generasi muda hari ini banyak yang mempertanyakan keberadaannya. Hingga stigma masyarakat terhadap generasi milenial tau-taunya cuman suka bikin onar, suka mabuk-mabukan dll.

Generasi muda kini dicengkram dengan era revolusi industri 4.0 dimana era ini memang banyak mengubah paradigma para generasi. Misalnya, generasi zaman old dulu tidak banyak bermain gadget, media sosial seperti Instagram dll.

Revolusi industri 4.0 ini menjajah generasi muda menjadi semakin generasi semrawut, hingga dengan sebutan generasi micin. Padahal masa depan bangsa ini ada ditangan para generasi muda, jika kata Bung Karno “berikan aku sepuluh pemuda, niscaya akan guncangkan dunia”.

Apakah revolusi industri 4.0 ini hanya datang untuk membuat para pemuda menjadi generasi beban bangsa? Ah, mungkin saja begitu. Seharusnya kita sebagai generasi muda bisa melek dengan keadaan ini, bukan kemudian kita merasa seolah-olah tidak dijajah oleh bangsa luar.

Baca juga:  Nisfu Sya'ban dan Agenda Persatuan

Seperti halnya, mulai dari memiringkan gadgetnya hingga meluapkan emosinya ketika kalah maen game, kata kata tidak senonoh pun keluar dari bibirnya untuk melampiaskan kemarahannya ketika jaringan tidak stabil, penulis bukan gak suka dengan orang suka main game tetapi generasi muda ketika kebiasaan maen game cenderung apatis terhadap bangsanya sendiri.

Saat ini dapat kita lihat, banyaknya kasus yang terjadi pada generasi muda seperti narkoba, kejahatan, pergaulan bebas, dan lain sebagainya. Peran dari generasi muda sangat-sangat dibutuhkan untuk melanjutkan dan/atau mewujudkan cita-cita bangsa ini, yang telah diperjuangkan dengan penuh berdarah darah oleh para pahlawan-pahlawan terdahulu. Masalah-masalah yang sudah ada bahkan yang akan datang, penting bagi masyarakat Indonesia terutama para pemuda dan mahasiswa untuk meningkatkan dan memperbaiki produktifitas kita sebagai bangsa Indonesia.

Semakin masuk ke dalam perkembangan zaman yang semakin modern, sebgian anak muda saat ini mulai terkikis nilai moral dan akhlaknya. Apalagi Indonesia sebentar lagi akan mendapatkan generasi muda yang sangat banyak dan pastinya diharapkan generasi yang produktif. Zaman yang semakin modern ini sehaarusnya generasi muda memliki moral dan akhlak yang lebih baik lagi.

Dari sekarang ayo kita mulai mempersiapkan pendidikan untuk kita dan generasi berikutnya agar mereka mampu memiliki moral dan akhlak yang baik dan mempertahan identitas bangsa yang berbudi luhur. Betapa pentingnya generasi muda bagi suatu bangsa terlebih bangsa yang besar seperti Indonesia.

Baca juga:  Awet Muda dan Bahagia di Masa Pensiun

Jika suatu bangsa memiliki generasi muda yang baik maka bangsa itu akan baik juga begitupun sebaliknya. Masa muda adalah masa-masa yang produktif di mana masih adanya semangat muda yang masih menggelora dan memiliki kreatifitas yang tinggi yang mampu menjadi tonggak dari sebuah bangsa.

Saya fikir dan yakin generasi muda saat ini mampu mewujudkan harapan bangsa, jika diberikan dan/atau dipersiapkan tentang pendidikan moral dan akhlak yang baik dan benar untuk generasi muda. Jika diberi fasilitas yang cukup dan pendidik yang mumpuni, saya yakin generasi muda pasti menjadi generasi bangsa  yang produktif untuk ke depannya.

Faktor dari lingkungan juga sangat mempengaruhi para individu generasi muda, entah dari keluarga atau masyarakat. Lingkungan keluarga merupakan yang pertama dalam membentuk perilaku atau karakter dari seorang anak atau dengan kata lain sebagai pagar utama bagi anak. Sedangkan lingkungan masyarakat, menentukan bagaimana generasi ke depannya dari situasi yang terjadi. Apabila lingkungan masyarakat baik maka generasi muda ini pun turut menjadi baik, begitu pun sebaliknya.

Mungkin untuk saat ini sulit dalam melakukan persiapan untuk generasi muda. Tapi, bila kita lakukan secara kolektif dan saling berkolaborasi demi kemajuan bangsa dan negara Indonesia semua bisa terlaksana dan kita akhirnya berhasil mewujudkan harapan bangsa yang ada pada Sumpah Pemuda.

Baca juga:  Membangun Karakter Anak Bangsa dan Aktualisasi Disdik Melayani

Maka dari itu, penulis ingin mengajak para generasi muda dengan adanya revolusi industri 4.0 ini  mari jadikan momentum bagi kita untuk menjadi generasi bangsa yang produktif, buatlah para pejuang yang telah gugur dimedan perjuangan bangsa ini bangga dan tersenyum bahagia karena melihat generasinya bisa membawa Indonesia maju dan berkembang.

Mari kita bangun pribadi diri kita sendiri agar kita pantas menjadi generasi muda penerus bangsa. Kita mulai dari hal-hal yang kecil, seperti bertanggungjawab dengan pekerjaan-pekerjaan yang kita lakukan sehari-hari. Dari hal yang kecil itu, kita bisa membangun kepercayaan orang lain kepada kita. (*)

* Penulis Moh. Nuruddin, Mahasiswa IAI Nazhatut Thullab Sampang Semester Lima dan mengambil Jurusan Hukum Keluarga Islam, dan sekarang masih aktif di Organisasi PMII sebagai Ketua Komisariat PMII Trunojoyo IAI Nazhatut Thullab masa khidmat 2020/2021

 

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto