Mahasiswa KKN: Olah Sampah Organik hingga Buat Alat Deteksi Kesuburan Tanah

Mahasiswa KKN
Mahasiswa UTM saat demonstrasi alat pengukur kesuburan tanah. (FOTO: KKNT-67 for MI)

maduraindepth.com – Desa Kacongan adalah salah satu desa yang terletak di Kecamatan kota Sumenep, Kabupaten Sumenep, Jawa Timur. Umumnya mata pencaharian penduduk di desa ini yaitu pada sektor pertanian.

Dalam kegiatan pertanian sangat dibutuhkan adanya pupuk sebagai sumber zat hara untuk mencukupi kebutuhan nutrisi tanaman dan memperbaiki struktur tanah. Pemberian pupuk pada media tanam dapat meningkatkan kadar hara dan kesuburan.

banner auto

Pupuk terdiri dari 2 macam. Yaitu, pupuk organik atau pupuk kompos dan pupuk anorganik atau kimia.

Masyarakat Desa Kacongan masih menggunakan pupuk kimia atau pupuk anorganik sebagai bahan utama untuk meningkatkan hasil pertanian mereka. Penggunaan pupuk ini dengan takaran yang tinggi tanpa diimbangi oleh penambahan bahan organik ke dalam tanah. Hal ini bisa mengakibatkan kandungan bahan organik tanah menjadi sangat rendah.

Selain itu, di zaman yang sudah serba teknologi maka diperlukan alat untuk mengetahui kesuburan tanah.

Menanggapi masalah ini, kelompok Kuliah Kerja Nyata (KKN) mahasiswa Universitas Trunojoyo Madura (UTM) melaksanakan program kerja pembuatan pupuk kompos dan alat pendeteksi kesuburan tanah. Program ini dipeperuntukkan bagi masyarakat tani sebagai salah satu bentuk pengabdian mereka terhitung sejak Mei-Juli 2022.

Pengabdian masyarakat ini mendapat bimbingan langsung dari salah satu dosen Fakultas Keislaman, Dr. Mohammad Hipni.

Baca juga:  Dua BUMD Bangkalan Tak Berpeluang Investasi

Pupuk kompos sangat baik bagi sektor pertanian karena bermanfaat untuk memperbaiki struktur tanah. Dengan meningkatkan kandungan bahan organik, akan meningkatkan kemampuan tanah untuk mempertahankan kandungan air tanah.

Seperti yang terdapat di Desa Kacongan, Kecamatan Sumenep, Kabupaten Sumenep. Di desa ini masih banyak petani yang masih kurang memperhatikan tingkat kesuburan tanah.

Hal ini mengakibatkan hasil pertanian yang dikelola petani di Desa Kacongan tidak optimal. Dengan demikian, diperlukan teknologi tepat guna yang efektif dan efisien untuk mengukur kesuburan tanah agar para petani bisa mendapatkan hasil yang optimal dengan hasil dari pertanian dan perkebunannya. Teknologi yang dimaksud adalah alat pendeteksi kesuburan tanah.

“Dengan adanya sosialisasi dari mahasiswa UTM tentang pengolahan sampah organik menjadi pupuk kompos dan pembuatan alat pendeteksi kesuburan tanah dapat membuat kemajuan serta efektifitas kelompok tani di Desa Kacongan semakin meningkat,” ujar Fafan salah satu perangkat Desa Kacongan.

Dalam sosialisasi itu, mahasiswa menerangkan tata cara membuat pupuk kompos dari sampah atau limbah organik rumah tangga. Kemudian tata cara membuat alat pendeteksi kesuburan tanah dari barang bekas, serta bahan yang mudah didapatkan sekitar lingkungan warga.

Mahasiswa KKNT-67 itu mengharapkan kelompok tani dapat meningkatkan pendapatan ekonominya dengan adanya program kerja tersebut. (*/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto