maduraindepth.com – Petani garam Desa Pangarengan, Kecamatan Pangarengan, Kabupaten Sampang mulai menggarap tambak. Mereka tampak mengganti air tambak dengan air yang baru, Jum’at (14/6/2019).
Salah seorang petani Abdul Hamid mengatakan,musim kemarau merupakan waktu yang tepat bertani garam. Karena hasil produksi garam bisa meningkat.
Meski hasil garam ditaksir meningkat, lanjut Pak Dul sapaan akrabnya, mengaku was-was jika melihat harga garam yang saat ini sama sekali tidak bersahabat.
“Makanya saya khawatir, kalau stok garam banyak, harganya bisa rendah,” tuturnya, Jum’at (14/6).
Jika harga garam terus rendah, pihaknya mengaku hasil produksi atau pendapatannya tidak sesuai dengan biaya modal atau pengeluaran.
Sedangkan saat memasuki musim panen, pihaknya membutuhkan puluhan pekerja untuk mengangkat garam. Setidaknya, 10-15 orang yang dipekerjakan di tambaknya.
“Honornya per orang Rp 65 ribu,” sebutnya.
Belum lagi biaya transportasi mengangkut garam. Biasanya menggunakan armada truk.
“Harganya bervariasi. Tergantung lokasi, biasanya Rp 70 ribu – Rp 100 ribu,” tambahnya
Sementara harga garam dalam beberapa bulan ke depan per sak hanya Rp 10 ribu.
“Di beberapa bulan ke depan harga menjadi turun kadang Rp 10 ribu per sak, sebelumnya saat awal musim kisaran Rp 60 ribu sampai Rp 70 ribu per sak,” tandasnya. (MH/MI)