Ekonomi Kreatif di Sampang Belum Maksimal, Disporabudpar Masih Fokus Pendataan

Kepala Bidang Ekraf, Ibni Abdi Rahman di ruang kerjanya. (FOTO : Alimuddin/MiD)

maduraindepth.com – Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sampang terus berupaya memulihkan ekonomi daerah pasca pandemi Covid-19. Salah satunya melalui pengembangan ekonomi kreatif (Ekraf) di berbagai sektor.

Namun pengembangan ekonomo kreratif itu saat ini masih dalam proses pendataan. Pasalnya Dinas Pemuda, Olahraga, Budaya dan Pariwisata (Disporabudpar) Sampang baru menambah bidang ekonomi kreatif pada awal 2023.

banner auto

Kepala Disporabudpar Sampang, Marnilem, melalui Kepala Bidang Ekraf, Ibni Abdi Rahman mengatakan, adanya bidang ekraf sebagai wadah bagi pelaku ekraf. Salah satunya menggerakkan sektor ekonomi kreatif di Kota Bahari.

“Saat ini masih lima kecamatan yang sudah didata, seperti Kecamatan Jrengik, Camplong, Kedungdung, Banyuates, dan Sokobanah. Rata-rata satu kecamatan ada sekitar 20 sampai 30 pelaku ekraf,” ujarnya, Kamis (9/3).

Lelaki yang akrab disapa Mamank itu menambahkan, target pendataan bagi pelaku ekraf bisa rampung pada April 2023 mendatang. Sedangkan untuk pendampingan akan dilakukan setelahnya.

“Tahun ini kami hanya fokus pendataan dan pendampingan saja. Tapi pada tahun 2024, baru ada pelatihan khusus, ekraf di Sampang belum maksimal, alasannya baru dibentuk,” ucapnya.

Dia menjelaskan, salah satu kegiatan dalam proses pendampingan, nantinya para pelaku Ekraf akan diajarkan tentang cara membranding produk, hingga mampu memasarkan ke pasar lebih luas. “Tak sedikit masyarakat masih mengalami kesulitan, cara memasarkan hasil produknya. Maka di situ kami akan berkoordinasi dengan Budpar Provinsi melalui pendampingan,” ungkapnya.

Baca juga:  Tradisi Jamasan Pusaka Keraton, Wabup Sumenep: Jangan Korbankan Budaya di Era Modernisasi

Pihaknya mengakui masih kekurangan tenaga pendamping. Dimana hanya terdapat tujuh pendamping Ekraf yang akan tersebar di 14 kecamatan. Jumlah itu hanya bersifat sementara karena minimnya anggaran.

“Sambil lalu kami mendata, dan memaksimalkan jumlah pendamping yang ada. Siapa tahu di 2024 bisa normal, jumlah pendamping dan kecamatan seimbang,” terangnya.

Dia menjelaskan, bidang ekraf terdapat 17 sub sektor seperti bidang kriya, desain produk, musik, fashion, aplikasi, fotography, desain komunitas spesial, seni pertunjukan, seni rupa, kuliner, film animasi video, pengembangan permainan, arsitektur, periklanan, TV, radio serta desain interior.

Hanya saja, kata Mamank, di Sampang mungkin tidak menyeluruh bisa menyentuh 17 sektor itu. Namun, yang jelas pihaknya akan mengambil produk unggulan yang ada di setiap kecamatan.

Pihaknya berharap, keterlibatan kecamatan hingga desa dalam mendata para pelaku ekonomi kreatif ini terus dilakukan. Sebab, bidang yang menangani ini masih baru, sehingga perlu kerja ekstra untuk mewadahi pelaku ekraf di Sampang.

“Salah satu langkah memulihkan ekonomi daerah melalui ekraf ini, tetapi tidak sama dengan UMKM. Dimana kita hanya fokus cara membranding, memasarkan produk semenarik mungkin di pasaran,” pungkasnya. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto