maduraindepth.com – Demonstrasi aktivis Pergerakan Mahasiswa Islam Indonesia (PMII) cabang Pamekasan terkait tambang ilegal atau galian C berujung ricuh, Kamis (25/6). Akibatnya dua orang dilarikan ke rumah sakit dan satu diantaranya mengalami luka di bagian kepala.
Pantauan maduraindepth.com, Demonstrasi mahasiswa itu berlangsung di depan gedung DPRD Pamekasan. Lantaran tidak ditemui oleh pihak bupati, DPRD dan Dinas Kebersihan dan Lingkungan Hidup (DLH), demonstran merangsek berlarian balik arah menuju utara dan menerobos melompati pagar menuju Pendopo Ronggo Sukowati.
“Kami meminta ditemui oleh bupati, DPRD, DLH,” kata Ketua Cabang PMII Pamekasan Moh. Lutfi.
Kata Lutfi, tambang ilegal tersebut berdampak pada kerusakan lingkungan dan menjadi ancaman bagi keberlangsungan hidup manusia. “Sejak tahun 2019 PMII Pamekasan telah melayangkan berbagai jenis protes kepada pemerintah agar tambang liar segera ditindak,” ujar dia.
Namun, lanjut Lutfi, sampai saat ini Pemkab Pamekasan masih tetap membiarkan tambak ilegal tersebut. Bahkan, jumlahnya sudah mencapai 350 tambak ilegal.
“Belum lagi yang luput dari pemantauan,” tutur Lutfi.
Sementara itu, petugas kepolisian yang mengawal berlangsungnya demo mengimbau mahasiswa agar menyudahi demonstrasi. Alasannya karena masih dalam suasana pandemi Covid-19.
“Saya sama manusia, Covid-19 tidak mengenal siapa polisi, siapa mahasiswa. Tolong penyampaian aspirasi segera diselesaikan kita tidak perlu berlama-lama,” kata pihak kepolisian di hadapan demonstran.
“Kewajiban kami adalah melindungi adik-adik, melindungi Pamekasan,” kata kepolisian menambahkan. (RUK/MH)