Bupati Bersama Polres Sampang Tinjau dan Resmikan Kampung Tangguh

Kampung Tangguh
Bupati Slamet Junaidi bersama Kapolres Didit BWS saat meresmikan kampung tangguh di Desa Sokobanah Laok, Kecamatan Sokobanah, Jum'at (3/7) kemarin. (Foto: RIF/MI)

maduraindepth.com – Pandemi Covid-19 belum ada tanda-tanda berakhir. Khususnya di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur.

Sebab itu pemerintah membentuk kampung tangguh untuk mencegah penyebaran virus Corona. Pada Jum’at (3/7) kemarin, Bupati Sampang Slamet Junaidi dan Polres setempat meresmikan dan meninjau kampung tangguh semeru di sejumlah desa.

banner auto

Desa yang diresmikan terdiri dari tiga desa meliputi Desa Sokobanah Laok, Kecamatan Sokobanah, Desa Ketapang Barat dan Desa Asem Jeren, Kecamatan Banyuates. Kemudian tiga desa yang dilakukan peninjauan Desa Ketapang Daya, Kecamatan Ketapang, Desa Kembang Jeruk dan Desa Jetra Timur Kecamatan Banyuates.

Bupati Slamet Junaidi menyampaikan, peresmian kampung tangguh semeru tersebut merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan kepedulian masyarakat dalam mencegah penyebaran Covid-19.

“Kami sebagai pemerintah daerah sangat mengapresiasi ketika di situ sudah mulai ada kesadaran dari pemerintah desa untuk melakukan atau mau membuat kampung tangguh. Hal ini merupakan atas inisiasi dari pada Polres Sampang, makanya kami bersama pak Dandim juga men-support kegiatan ini,” ujar H. Idi saat memberi sambutan.

H. Idi menegaskan, sebab pandemi pihaknya tidak ingin aktivitas masyarakat terhenti yang berdampak pada ekonomi. Dia mengungkapkan, sudah empat bulan mayarakat hidup di tengah pandemi.

“Sudah 4 bulan kita menghadapi pandemi ini, bahkan terdapat tenaga kesehatan yang terpapar Covid-19 hingga meninggal, kami pemerintah daerah ingin sosial ekonomi kita bisa produktif kembali untuk melakukan kegiatan-kegiatan maupun usaha ataupun pekerjaan dengan tetap memakai masker dan tetap mengikuti protokol kesehatan,” ucapnya.

Baca juga:  Seorang Ayah di Sampang Tega Cabuli Anak Tirinya

Sementara itu, Kapolres Sampang AKBP Didit Bambang WS mengatakan, dengan adanya kampung tangguh masyarakat bisa lebih memahami apa itu Covid-19. Baik itu penyebarannya maupun pencegahannya.

Sebab menurutnya selain terdapat beberapa tenaga kesehatan telah meninggal akibat Covid-19, juga terdapat anggota polisi yang juga sudah terpapar Covid-19 hingga meninggal.

“Karena di kampung tangguh ini ada keterlibatan masyarakat dan pemerintah maka perlu adanya sinergi agar penyebaran Covid-19 ini tidak terus bertambah,” ujar Didit.

“Dan yang terpenting saat ini adalah bagaimana warga yang terdampak bisa sembuh,” imbuhnya.

Dalam kesempatan tersebut, Didit juga menyampaikan tentang mekanisme penanganan Covid-19 yang telah dilakukan oleh tenaga kesehatan. Mulai dari rapid test, swab test, tracking hingga treatment.

“Penyembuhan itu pun ada 3, ringan, sedang dan berat, kalau ringan dilakukan isolasi mandiri, baik itu di rumah ataupun di kantor, kalau sedang harus dilakukan proses pengobatan di rumah sakit atau di tempat karantina agar sehat, hingga proses penyembuhan,” pungkasnya.

Dikatakannya, dalam hal Covid-19, masyarakat dihimbau agar tidak memiliki pemikiran negatif dengan cara beranggapan bahwa terdapat pasien di-covidkan. (RIF/MH).

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto