Urus Kasus Syiah Gunakan Dana Pribadi, H. Idi : Hidup Saya Hanya untuk Ibadah

Syiah Sampang
Bupati Sampang H. Slamet Junaidi saat memberikan sambutan di acara Musda MUI Ke - VI di Pendopo Trunojoyo Sampang, Senin (14/12). (FOTO: RIF/MI)

maduraindepth.com – Untuk menyelesaikan konflik Syiah di Kabupaten Sampang, Madura, Jawa Timur, bupati Slamet Junaidi mengaku menggunakan dana pribadi. Hal itu diungkapkannya saat memberikan sambutan dalam acara Musyawarah Daerah (Musda) Majelis Ulama Indonesia (MUI) ke – VI di Pendopo Trunojoyo, Senin (14/12).

Ia mengatakan, jika penyelesaian kasus Syiah menggunakan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) maupun bantuan dari pemerintah Provinsi Jawa Timur, maka tidak akan selesai. “Kami menggunakan dana pribadi, seluruhnya,” ungkap H. Idi.

“Alhamdulillah dengan MUI sampang kita bisa bekerja sama dengan baik,” sambungnya.

Dikatakannya, beberapa waktu telah dilakukan penyerahan sertifikat tanah kepada pihak eks warga Syiah di Jemundo Kabupaten Sidoarjo dari Gubernur Jawa Timur.

Namum pihaknya menjamin untuk saat ini tidak ada pemulangan terhadap pengungsi Syiah di jemundo Sidoarjo. Sebab menurutnya, dirinya tidak akan memulangkan pengungsi syiah sebelum ada kesepakatan bersama antara ulama di Madura.

“Kecuali sudah ada kesepakan antarulama melalui MUI maka monggo silahkan,” tuturnya.

Dalam kasus tersebut, tegas H. Idi, pemerintah kabupaten hanya sebagai fasilitator saja. Meski demikian, pemerintah terlibat langsung untuk melakukan kerja nyata meyakinkan para eks warga Syiah di jemundo untuk kembali ke ajaran ahlussunnah wal jamaah (Aswaja).

“Kalau ditanya nanti selanjutnya bagaimana anggarannya, Insya Allah aman, beres,” tegasnya.

Baca juga:  Delapan Kyai di Sampang Akan Membina Mantan Pengikut Syiah, Berikut Daftarnya

Pria yang karib disapa H. Idi tersebut menjelaskan, APBD Sampang terlalu kecil jika digunakan dalam menyelesaikan kasus Syiah. Sehingga APBD Sampang hanya digunakan untuk kebutuhan belanja pegawai dan lain-lain.

“Apabila ada apapun di MUI, kami selalu siap membantu, banyak anggaran yang sudah menggunakan dana pribadi. Hidup saya hanya untuk beribadah, sisa umur ini hanya untuk mengabdi untuk masyarakat,” katanya.

“Namun dalam pemerintahan wajib ada surat pertanggung jawabannya (SPJ), maka seribu rupiah pun harus di-SPJ-kan. Jadi mohon maaf apabila dalam peng-SPJ-an agak lama,” tuturnya.

Kepada seluruh ulama yang hadir dalam Musda ke – VI tersebut, H. Idi berharap Kabupaten Sampang kedepan lebih kondusif dan lebih baik.

Sementara itu, Ketua MUI Kabupaten Sampang KH Buchori Maksum saat dikonfirmasi terkait tindak lanjut dari kasus Syiah mengatakan, saat ini pihaknya bersama para ulama masih dalam tahap melakukan pendekatan.

“Waktunya masih lama, karena masih ada tahapan-tahapan,” terangnya.

Ia juga menjelaskan, dalam melakukan pembinaan terhadap penganut Syiah di Jemundo, pihaknya telah melakukan dengan MUI Jawa Timur (Jatim), Kanwil Kemenag Jatim, Badan Kesatuan Bangsa dan Politik (Bakesbangpol) Jatim dan semua yang ada di Madura

“Untuk pemulangan juga belum terlihat sama sekali, begitupun pembinaan,” tandasnya.

Ditanya soal Ummu Hanik yang sampai saat ini masih enggan menyatakan ikrar untuk kembali ke Aswaja atau Sunni, pihaknya menyampaikan sampai saat ini masih melakukan pendekatan.

Baca juga:  Seluruh Bacakades Sumenep Laksanakan Tes Kepemimpinan

“Penjajakan lah istilahnya, karena butuh proses,” tutupnya. (RIF/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto