Tunggu Instruksi, Dua Kapal RS Apung Turun Jangkar Selama Pandemi

RS Apung
RS apung KM Gandha Nusantara 01 berada di Perairan Kalianget Sumenep, Kamis (8/10). (Foto: Dok. MI)

maduraindepth.com – Rumah sakit (RS) apung tidak beroperasi selama pandemi Covid-19 di Kabupaten Sumenep. Dua armada yakni kapal motor (KM) Gandha Nusantara 01 serta 02 hingga Kamis (8/10) tidak melaksanakan pelayanan kesehatan dan turun jangkar di Pelabuhan Kalianget.

Nahkoda KM Gandha Nusantara 01 Andi Widodo menyampaikan, pihaknya belum menerima perintah untuk melakukan kegiatan pelayanan kesehatan. Selama wabah virus corona, seluruh anak buah kapal (ABK) hanya diminta untuk menjaga kesehatan.

banner auto

Saat ini, kapal bantuan yang resmi beroperasi di perairan Kota Keris sejak 15 Juni 2019 itu sekarang masih ada di Pelabuhan Kalianget. Sedangkan untuk pengoperasiannya, kata Andi, pihak kapal belum tahu pasti.

”Menunggu instruksi selanjutnya untuk melakukan pelayanan kesehatan,” ucapnya, Kamis (8/10).

Dia menjelaskan, rencananya pada Juni-Juli 2020 kapal yang dinahkodainya dijadwalkan melakukan pelayanan kesehatan di Pulau Raas. Namun karena ada pandemi covid-19, kegiatan ini ditunda.

”Sampai saat ini kami belum tahu kapan kapal bisa kembali beropeasi. Menunggu instruksi,” jelas Andi.

Kapten kapal itu menyebut seharusnya KM Gandha Nusantara 01 berada di Pulau Sapudi. Tapi karena cuaca kurang bersahabat, pihaknya memilih berlindung ke perairan Kalianget. Karena banyak alat-alat kesehatan di kapal dan barang-barang lainnya yang perlu diamankan. ”Untuk sementara kami standby di Kalianget,” ucapnya.

Baca juga:  Pelajar MA Al-Ibrohimy Ikuti Diklat Jurnalistik di Radio Salsabila, Ini Komentar Direktur Maduraindepth

Sebelum itu, Bupati Sumenep A. Busyro Karim sempat menyinggung soal tidak beroperasinya dua armada RS apung saat melaksanakan safari kepulauan September 2020 lalu. Orang nomor satu di Kabupaten berlambang Kuda Terbang ini menerangkan jika KM Gandha Nusantara 01 dan 02 tidak berlayar karena terkendala biaya operasional.

”Biaya operasionalnya tinggi sekali. Mulai covid-19 tidak beroperasi. Bukan hanya di Sumenep, semua wilayah di Indonesia mengalami hal serupa,” terang Bupati dua periode ini. (*/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto