maduraindepth.com – Tempat pembuangan sementara (TPS) tak bisa menampung jumlah sampah yang ada di Bangkalan. Akibatnya, sejumlah kontainer mengangkut sampah milik Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Bangkalan mengalami overload dan berjejer di pinggir jalan Letnan Sunarto, Kelurahan Pangeranan, Bangkalan.
Bahkan penumpukan sampah di depan rumah daur ulang (RDU) Bangkalan itu terjadi sejak tiga hari yang lalu. Berdasarkan informasi, warga sekitar sempat menutup akses tersebut untuk sementara, agar tidak ada sampah baru yang masuk ke lokasi tersebut.
Kepala DLH Bangkalan, Anang Yulianto menyampaikan, bahwa pihaknya tidak memiliki tujuan untuk pembuangan akhir. Menurut dia, hingga saat ini Bangkalan belum memiliki tempat pembuangan akhir (TPA) yang permanen, sehingga kontainer-kontainer serta TPS mengalami overload.
“Kalau saat ini, mau diangkut ya mau diangkut kemana, ya masih tertahan. Tujuan pembuangan akhirnya sebenarnya di TPST (Tempat Pengolahan Sampah Terpadu) di Desa Buluh, Kecamatan Socah, Bangkalan. Karena masih menunggu yang di sana, kita masih model TPA (Tempat Pembuangan Akhir) sementara. Ya namanya sementara ada batasnya,” tuturnya, Rabu (2/8).
Namun, TPST yang direncanakan di Desa Buluh oleh DLH Bangkalan tersebut, hingga saat ini masih mendapatkan penolakan dari warga setempat. Akhirnya permasalahan sampah di Kota Dzikir dan Shalawat masih belum menemukan solusi.
“Untuk yang TPST di Desa Buluh, kita sudah banyak melakukan komunikasi, cuma masih belum ada titik temu, makanya kita ingin semuanya ini sama-sama nyaman, memang di Desa Buluh ini ada kepentingan masyarakat, tapi kan sampah ini juga kepentingan umum,” jelas Anang.
Dia berharap agar TPST di Desa Buluh tersebut bisa diakses, agar permasalahan sampah di Bangkalan teratasi. “Sampah perhari bisa sekitar 240 ton. Kami masih mempunyai optimisme bisa menempati di Desa Buluh itu, Insyaallah pasti ada jalan,” pungkasnya. (RM/*)
Dapatkan Informasi Menarik Lainnya DI SINI