Satu Orang PDP yang Meninggal di Pamekasan Belum Dipastikan Positif Covid-19

Satu Orang PDP Meninggal di Pamekasan
Bupati Pamekasan, Badrut Tamam saat memberi keterangan pasien yang meninggal di Kota Gerbang Salam. (Foto: RUK/MI)

maduraindepth.com – Bupati Pamekasan, Badrut Tamam angkat bicara terkait status Pasien Dalam Pengawasan (PDP) yang meninggal dunia di RSUD Slamet Martodirjo. Badrut menyampaikan, pasien tersebut belum bisa dipastikan positif terjangkit Covid-19.

Pasalnya, kata Badrut, untuk memastikan positif atau tidaknya harus menunggu hasil pemeriksaan laboratorium. “Masih belum dapat dipastikan,” ucapnya, Jum’at (20/3) malam.

Disebutkan, pasien yang meninggal tersebut memiliki rekam jejak datang dari Malang. “Ke rumah saudaranya di sini. Ketika sampai (di Pamekasan) dia sakit dan meninggal di rumah sakit,” terangnya.

Menyikapi meninggalnya pasien PDP tersebut, Badrut menghimbau masyarakat tidak perlu panik secara berlebihan. Saat ini, lanjut dia, Pemkab Pamekasan tengah melakukan pencegahan secara maksimal terkait penyebaran pandemi corona.

“Pemerintah akan bekerja secara maksimal, diantaranya dengan melakukan penyemprotan di pusat-pusat keramaian seperti pasar, pondok pesantren. Ini kita lakukan agar masyarakat tidak panik,” tandasnya.

Sementara itu, Kepala RSUD Slamet Martodirjo membenarkan jika ada pasien yang meninggal dunia pada Jum’at siang kemarin. Diungkapkan, pasien masuk RS pada Kamis (19) sekitar pukul 20:30 WIB.

“Keluhannya mual, muntah tapi tidak ada sesak,” ungkapnya.

Sebab itu, pihaknya mengambil langkah rontgen untuk mengetahui kondisi bagian dalam tubuh pasien. “Ketika kita melakukan foto rontgen, hasilnya infeksi paru-paru sehingga menyebabkan dia sesak,” terangnya.

Baca juga:  SMKN 1 Sampang Aktif Fasilitasi Perusahaan Sosialisasikan Lowongan Kerja

Akhirnya, tenaga medis melakukan inkubasi guna menolong pernafasan. Tapi usaha tersebut gagal sehingga pasien tersebut meninggal dunia.

Namun demikian, pihaknya tidak bisa memastikan apakah pasien tersebut positif Covid-19 atau tidak. Sebab masih harus menunggu hasil laboratorium dari RS Soetomo Surabaya.

“Pasien sudah ini sudah dilakukan pengambilan cairan di tenggorokan untuk diperiksakan di laboratorium, Surabaya. Hasilnya nunggu lima hari lagi,” tuturnya.

Saat ini, keluarga pasien dan tenaga medis yang merawat pasien tersebut tengah melakukan isolasi mandiri. (RUK/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

banner auto