Sampang Tidak Miliki SLB untuk Difabel Tingkat PAUD dan TK

SLB ABK TK PAUD Sampang
Moh. Maulana Sayyaf bocah difabel usia 5 tahun saat belajar bersama gurunya di TK PGRI 1 Sampang, Selasa, 23 Agustus 2022. (FOTO: Alimuddin/MI)

maduraindepth.com – Pengembangan lembaga pendidikan bagi Anak Berkebutuhan Khusus (ABK) atau difabel di Kabupaten Sampang masih terbilang minim, bahkan sulit diakses. Pasalnya hingga saat ini jumlah lembaga ABK di Kota Bahari ini hanya sebanyak dua unit saja.

Sekolah Luar Biasa (SLB) yang ada di Kabupaten Sampang hanya diperuntukkan bagi anak atau siswa di Sekolah Dasar (SD) hingga Sekolah Menengah Pertama (SMP) saja. Namun bagi anak setingkat TK dan PAUD tidak terwadahi dengan baik.

Saya Sudah Coba, Tidak Boleh Masuk SLB

Sulitnya akses lembaga pendidikan bagi ABK itu dirasakan Moh. Maulana Sayyaf bocah difabel tunanetra usia 5 tahun yang saat ini sekolah di TK PGRI 1, Jl. Manggis, Sampang.

“Usia 3 tahun saya sudah coba masukkan ke SLB, tetapi tidak dibolehin lantaran masih di bawah umur, sedangkan di SLB hanya untuk siswa tingkat SD sampai SMP saja,” ujar M Syaiful Romadon orang tua Maulana, mengeluh, Selasa (23/8).

Awalnya ia berniat mencari sekolah yang bisa menerima anaknya dengan keterbatasan yang ada. Namun karena usia masih di bawah enam tahun mengharuskan masuk ke TK dan harus belajar bareng bersama anak-anak yang tidak memiliki kebutuhan khusus.

“Kami memasukkan Maulana ke TK supaya bisa berbaur dengan anak seusianya yang lebih normal, sehingga interaksinya lebih intens dan tidak ada sekat dalam pergaulan,” terangnya.

Baca juga:  Tas Cantik Berbahan Tali Kur Karya Siswa SLB di Sampang Diminati Banyak Orang

Syaiful menambahkan, jika nanti anaknya sudah memasuki usia bangku SD dirinya akan mendaftarkan ke sekolah yang menerima ABK. Meskipun tidak harus ke SLB.

“Kebetulan di SDN Gunung Sekar 2 Sampang juga menerima ABK, bisa jadi nanti dimasukkan ke sana meskipun berbaur dengan lainnya,” ucapnya.

Ia berharap adanya perhatian khusus dari pemerintah daerah maupun dinas terkait untuk mewadahi ABK. Terutama di tingkat TK dan PAUD, sehingga kesempatan sekolah dan berinteraksi dengan lainnya masih terjamin.

“Terpaksa kami masukkan ke sekolah yang bukan khusus untuk ABK, asal tetap berinteraksi meski tidak mendapat pelayanan khsus baik dari sisi psikologinya maupun cara belajarnya,” ungkap Syaiful.

Disdik Siap Bentuk, Asal Ada Siswa dan Tenaga Pengajar

Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sampang, Edi Subianto melalui Plt. Kabid PAUD dan PNF, Mohammad Imron menyampaikan, untuk menampung ABK di usia tingkat TK dan PAUD sudah ada lembaga yang menerima.

“Selain di SLB, ada sekolah inklusi di TK Nurul Hidayah yang beralamat di Jl. Bahagia Sampang bisa nampung ABK meski usia dibawah 6 tahun,” ujarnya.

Sementara sosialisasi sendiri untuk lembaga yang bisa menerima ABK masih belum maksimal. Pasalnya pengadaan lembaga khusus ABK setingkat TK dan PAUD perlu penyediaan SDM yang ahli dalam penanganan siswa berkebutuhan khusus.

Baca juga:  Kepala Kemenag Sampang: Korbankan Jiwa Raga, Santri Bentengi NKRI

Namaun demikian, pihaknya tidak memungkiri jika beberapa sekolah di tingkat TK dan PAUD dipersilahkan menerima ABK sebagai peserta didiknya, asal mampu dan siap mendidik.

“Sementara sampai hari ini SLB setingkat TK dan PAUD khusus ABK belum ada,” lanjutnya.

Imron mengatakan, pembentukan SLB setingkat TK dan PAUD di Kabupaten Sampang bisa saja dibangun, asal anak didik yang berkebutuhan khusus ada dan tenaga pengajarnya juga siap.

“Sekarang beberapa lembaga pendidikan di Sampang sudah membuka inklusi untuk siswa berkebutuhan khusus,” pungkasnya. (Alim/MH)

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *