maduraindepth.com – Peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) menjadi momentum untuk menegaskan kepedulian dan pengakuan eksistensi penyandang disabilitas. Hal itu dilakukan oleh Persatuan Penyandang Disabilitas Indonesia (PPDI) Sampang dengan menggelar berbagi macam penampilan spektakuler dari siswa difabel saat acara HDI di Gedung Karta Sampang, Kamis (8/12).
Tampak, puluhan siswa mulai dari tingkat SD hingga SMA dari Sekolah Luar Biasa (SLB) Negeri Sampang bergiliran unjuk kebolehan dengan berbagi macam penampilan. Seperti baca puisi, fashion show, bernyanyi hingga lihai menampilkan pantomim.
Ketua PPDI Sampang, Moh. Munawi mengaku bersyukur. Sehingga bisa menyelenggarakan peringatan HDI 2022 dengan spektakuler. Diterangkan, sejumlah pejabat daerah hadir menyaksikan kemampuan para difabel.
“Alhamdulillah, dengan acara sederhana ini kami kelompok difabel merasa bangga lantaran bisa menunjukan eksistensi di hadapan orang banyak,” ujarnya.
Dia menambahkan, peringatan HDI ini sebagai langkah maju bagi kelompok difabel di kabupaten Sampang. Sebab, tak sedikit dari penyandang disabilitas merasa kurang percaya diri saat berinteraksi dengan lingkungan sosialnya.
“Kami berharap teman-teman difabel tetap semangat berkarya dan terus memberikan yang terbaik, serta memilki mimpi dan harapan kedepannya tetap maju,” imbuhnya.
Pria yang kesehariannya bekerja di PT Garam ini menyebut, penyandang disabilitas harus terus mandiri dan terus berjuang. Meski memiliki keterbatasan fisik maupun mental.
“Kita jangan selalu menunggu dan menunggu, terus berusaha hingg mimpi kita tercapai, karena disabilitas adalah anugrah bagi kita jik tetap bersabar dan mau bergerak,” ungkap Munawi.
Dapatkan Informasi Terkini Di Sini
Sementara itu, Kepala SLB Negeri Sampang, Wardatus Sa’adah menyampaikan, peringatan HDI ini sangat bagus sebagai ajang menunjukkan kreatifitas siswa. Sebab, HDI adalah momentum memperingati keberadaan atas pengakuan disabilitas di seluruh dunia.
“Kami terus menanamkan kepercayaan pada siswa-siswa difabel, baik di sekolah maupun di lingkungan sosial lainnya, bahwa mereka sama memiliki hak pendidikan dan berprestasi di tingkat lokal, provinsi hingga nasional,” ucapnya.
Disebutkan, banyak alumni SLB Negeri Sampang yang berprestasi. Seperti Muhlis, pemuda penyandang tuna wicara. Dia meraih empat medali di cabang olahraga catur saat Papernas Papua 2021 yang lalu. Hingga mendapat reward dari Gubernur Jatim sebesar Rp 340 juta.
“Muhlis adalah bukti kalau siswa penyandang difabel itu tidak beda dengan orang normal, baik prestasi, pendidik, kesehatan dan perlindungan lainnya,” kata Sa’adah.
Dia menuturkan, keterlibatan keluarga dan lingkungan terdekat sangat membantu atas perkembangan siswa difabel. Selama ini, kata dia, setiap melakukan proses belajar mengajar bersama siswa, kadang mengalami kesulitan. Namun, ketelatenan dan kesabaran bisa membuahkan hasil. Sehingga siswa bisa berprestasi dan memiliki keterampilan.
“Para siswa diasah kemampuan membuat karya, seperti membuat tas dari tali kur, es cream, boneka, hingg makan ringan lainnya. Semua itu untuk membuktikan kalau difabel juga bisa berkarya dan terus eksis memberikan yang terbaik untuk masyarakat luas,” pungkasnya. (Alim/*)